Home Politik Risma: Mahasiswa Papua Hidup Aman di Surabaya

Risma: Mahasiswa Papua Hidup Aman di Surabaya

Surabaya,Gatra.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan kalau mahasiswa Papua yang mengenyam pendidikan di Kota Surabaya selama ini hidup damai dengan masyarakat.

Risma menyampaikan itu saat menerima kunjungan Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya di rumah dinas Wali Kota Surabaya pada Selasa (18/8) malam.

"Iya, memang selama ini (mahasiswa Papua di Surabaya) gak ngapa-ngapain," kata Risma, Wali Kota perempuan pertama Kota Pahlawan ini.

Bahkan, mahasiswa Papua kerap kali tampil dalam setiap event besar yang diadakan di Balai Kota Surabaya. Mereka juga sering mementaskan tarian-tarian asli Papua.

Meskipun asrama Papua di Jalan Kalasan sempat diregeruduk massa dan ormas, Risma tak melihat itu sebagai suatu hal yang perlu dibesar-besarkan.

"Adik-adik ini (mahasiswa Papua) sering mereka ikut kegiatan tari-tarian di Balai Kota, sering datang juga kalau kita ada acara. Kalau kita ada kunjungan tamu dari Papua, mereka (adik-adik) juga ikut datang," kata Risma.

Bagi Risma, mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Surabaya sudah dianggap seperti abak sendirk. Oleh karenanya, selama menempuh pendidikan di Surabaya, mahasiswa Papua diberikan fasilitas dalam upaya mengembangkan minat dan bakatnya, seperti pelatihan komputer dan bahasa Inggris.

“Mereka kan jauh dari orang tua, karena itu saya selalu sampaikan ke anak-anak itu (mahasiswa Papua) agar menjadi orang yang sukses. Orang tuamu di sana pingin anaknya jadi. Mesti kalau ketemu anak-anak saya selalu sampaikan itu," ujar Risma.

Ia pun berharap semua pihak menahan diri dan mau berpikir jernih untuk menyelamatkan bangsa dan mengedepankan rasa persaudaraan dan persatuan.

"Saya pikir untuk apa kita bermusuhan, enggak ada gunanya kita bermusuhan. Karena kalau kita musuhan, kita tidak bisa berpikir untuk maju," tutur Risma.

Lebih lanjut, Lenis Kogoya menambahkan, persoalan yang terjadi di Papua sudah semestinya diredakan dengan cara-cara mediasi secara terbuka dan berlangsung cair.

"Sekarang, kita pikirkan bagaimana masa depan Indonesia, kita pikirkan bagaimana masa depan bangun Papua, kebersamaan antara kita bersama. Contohnya sekarang kita sudah mediasi," pungkas Lenis.

161