Jakarta, Gatra.com - Pengamat kebijakan publik dari Digipol Strategic Indonesia, Nur Fahmi BP, mengakatan, lonjakan ekspor produk pertanian dalam 4,5 tahun terakhir di antaranya berkat keberhasilan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun relasi dan sinergitas dengan berbagai unsur.

"Kementan bisa berkomunikasi dengan lintas unsur untuk bersama mendorong produktivitas pertanian. Itu luar biasa sebab tak mudah menyatukan satu visi yang berbeda kepentingan," kata Nur Fahmi dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (20/8).

Menurutnya, relasi tersebut bisa dibangun karena gagasan program yang ditawarkan Kementan dinilai memberikan kemanfaatan secara luas. Kelompok lain mungkin saja menganggap bahwa upaya mendorong produktivitas pertanian juga berpengaruh positif terhadap kepentingannya.

"Di situlah terjadi ekspor pertanian yang meningkat. Dari memacu produktivitas yang berhasil dibangun Kementan sebagai tanggung jawab bersama," ujarnya.

Nur Fahmi juga menyampaikan, lonjakan ekspor produk pertanian membuktikan bahwa pertanian mempunyai andil besar kepada ekonomi negara. Oleh sebab itu, pertanian saat ini mampu menumbuhkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di perdesaan yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

Sebagai informasi, berdasarkan data tahun 2013, jumlah ekspor pertanian adalah sebesar 33,5 juta ton. Kemudian pada tahun 2016 mengalami dua kali kenaikan mencapai 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.

Begitu juga tahun 2017, ekspor produk pertanian bertambah lagi jumlahnya yakni 41,3 juta ton. Di tahun 2018, ekspor produk pertanian mampu mengukuhkan jumlah sebesar 42,5 juta ton.

Adapun selama peridoe 2014-2018, jumlah seluruh nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke berbagai negara berhasil mencapai Rp1.957,5 tirliun dengan akumulasi tambahan Rp352,58 triliun.