Home Ekonomi Himkoti Kembangkan Industri Kelapa Berbasis Ekonomi Digital

Himkoti Kembangkan Industri Kelapa Berbasis Ekonomi Digital

Jakarta, Gatra.com - Badan Pengembangan Industri Kelapa (BPIK) membentuk  Himpunan Masyarakat Kelapa Online Terpadu Indonesia (Himkoti). Pembentukan himpunan yang diinisiasi Kadin (Kamar Dagang dan Industri) dan HIPO (Himpunan Pengusaha Online) itu dimaksudkan untuk memberdayakan pengusaha kelapa di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi kewirausahaan sosial ini menggandeng stakeholder dan pengusaha kelapa se-Indonesia serta mancanegara dalam konsep ekonomi digital global melalui pembiayaan teknologi (financial technology/ fintech).

Ketua Umum HIMKOTI, M. Mufti Mubarok, mengatakan bahwa organisasi ini akan membangun industri strategis kelapa, yaitu industri sabut kelapa, arang, minyak, air kelapa, olahan buah,  dan berbagai produk turunan lain yang berjumlah sekitar 154 produk.

"Kita ke sektor primer dulu ya dan juga limbah. Ada tujuh industri strategis yang kita investasikan atau kita ajak kerja sama," tuturnya dalam acara forum group discussion (FGD) di Jakarta, Rabu (21/8)

Mengenai potensinya, Mufti menyebutkan ada sekitar 35 juta masyarakat kelapa Indonesia, termasuk anggota keluarganya, yang  berpeluang menjadi anggota. Luasan lahan kelapa yang mencapai 3,8 juta hektare pun belum dioptimalkan untuk pengembangan industrinya.

Untuk pendanaan organisasi, kata Mufti,  bukan berasal dari para investor dan perbankan, melainkan dari iuran anggotanya. "Kita punya fintech dan HIPO yang punya modal cukup untuk bisa bikin pabrik-pabrik yang strategis," katanya. 

Saat ini pihaknya masih menyusun kebutuhan dana awal untuk membangun industri kelapa tersebut. Ia memperkirakan nilainya sekitar Rp500 miliar.

Ketua Umum Kadin, Eddy Ganefo, mendorong  petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan nilai tambah kelapa yang dihasilkan. Harga kelapa saat ini masih sangat rendah, yaitu hanya Rp 800 per butir.  "Kita produksi coconut sugar (gula kelapa) per kilonya US$3 (Rp42.678). Bayangkan kita jual batok kelapa hanya Rp3.000 per kg," katanya.

Eddy menyampaikan bahwa kegiatan kewirausahaan sosial tersebut akan terlaksana dalam 1-2 minggu ke depan. "Kelapa harus jadi pilar ekonomi bagi indonesia," ujarnya.

445

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR