Jakarta, Gatra.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupaya membantu menyukseskan salah satu program Presiden Joko Widodo, yaitu talenta nasional. Untuk itu, LIPI mulai merintis program perekrutan diaspora.
"Kami sudah merintis program tersebut dalam bentuk perekrutan diaspora. Jadi, kita akan mengumpulkan diaspora dari berbagai negara, meminta mereka pulang untuk membantu membangun Indonesia," kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, saat ditemui di kantor LIPI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/8).
Berbeda dari sebelumnya, pada tahun ini LIPI merekrut diaspora melalui jalur pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (P3K). Menurut Handoko, sistem kerja P3K tidak seterikat PNS, sehingga memungkinkan untuk memikat lebih banyak diaspora.
Untuk posisi, 120 kuota akan dibagi ke dalam seluruh bidang keilmuan, seperti hayati, teknologi, kelautan, pertanian, dan masih banyak lagi. Meski begitu, Handoko tidak yakin bahwa 120 slot P3K untuk diaspora bisa terpenuhi. "Perekrutan ini kami buka untuk 120 orang, tapi kami tidak yakin, itu akan terpenuhi. Dapat setengahnya saja sudah bersyukur," ujarnya.
Handoko menyatakan, diaspora yang berminat kembali ke Indonesia akan mendapatkan fasilitas maksimal. Tidak hanya upah tinggi, mereka juga mendapat kebebasan untuk melakukan penelitian. "Mereka merdeka mau meneliti tentang apa. Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan itu kan tidak mengikat."
Selain merekrut diaspora menjadi P3K, LIPI juga menawarkan opsi lain bagi mereka yang belum berminat untuk terus tinggal di Indonesia. Opsi itu, kata Handoko, adalah program afiliasi. "Kalau yang masih mau tetap tinggal di negara penempatan mereka, tidak apa-apa. Kita juga ada program afiliasi. Jadi, nanti bisa melakukan penelitian di sana dan Indonesia, bolak-balik."
