Home Teknologi Arkeolog Menemukan Tengkorak Berbentuk Aneh di Kroasia

Arkeolog Menemukan Tengkorak Berbentuk Aneh di Kroasia

Washington D.C, Gatra.com - Para arkeolog  menemukan tiga kerangka di Kroasia, dan dua di antaranya memiliki bentuk tengkorak yang runcing dan cacat secara artifisial. Tengkorak itu diduga dilebur menjadi bentuk yang berbeda,  untuk menunjukkan bahwa mereka bagian kelompok budaya tertentu.

Ketiga kerangka  itu ditemukan di lubang penguburan di situs arkeologi Hermanov Vinograd, Kroasia yang mulai digali pada 2013. Mereka menganalisis kerangka-kerangka ini menggunakan berbagai metode, termasuk analisis DNA dan pencitraan radiografi, sebuah metode yang  menggunaan radiasi untuk melihat bagian dalam suatu objek, seperti tengkorak.

Analisis mereka mengungkapkan bahwa ketiganya  adalah tengkorak  orang laki-laki yang telah meninggal  pada usia 12  hingga 16 tahun. Mereka  menunjukkan bukti adanya kekurangan gizi, tetapi tidak  menjelaskan itu yang mengakibatkan kematian. 

"Mereka bisa saja memiliki semacam penyakit yang membunuh mereka dengan cepat dan tidak meninggalkan jejak pada tulang mereka, seperti wabah," kata penulis senior penelitian ini, Mario Novak, yang juga ahli bioarkeologi di Institute for Anthropological Research di Zagreb, Kroasia,  sebagaimana dilansir  Live Science.

Novak mengatakan, analisisnya juga mengungkapkan bahwa ketiganya  hidup antara tahun 415 dan 560 masehi, waktu yang sesuai dengan Periode Migrasi Besar, yang merupakan periode yang sangat bergejolak dalam sejarah Eropa. Tepat setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, populasi orang dan budaya yang baru mulai berdatangan di Eropa dan menjadi dasar bagi negara-negara Eropa modern.

Dari analisis DNA  atas ketiga  tengkorak itu, terungkap bahwa salah satu dari mereka  adalah keturunan Eurasia Barat, yang kedua adalah nenek moyang ras orang Timur dekat Eropa, dan yang ketiga adalah nenek moyang Asia Timur.

Bocah lelaki yang berasal dari Timur perbatasan Eropa memiliki deformasi kranial tipe melingkar-ereksi. "Itu berarti tulang frontal di belakang dahi rata dan ketinggian tengkoraknya meningkat secara signifikan," kata Novak.

Kemudian, bocah yang kemungkinan berasal dari Eurasia Barat tidak memiliki deformasi tengkorak, dan bocah leluhur Asia Timur memiliki tengkorak dengan deformasi "miring", yang berarti tengkorak itu memanjang secara diagonal ke atas.

"Kami berasumsi dari penelitian ini bahwa tipe deformasi tengkorak yang berbeda di Eropa digunakan sebagai indikator visual dari asosiasi dengan kelompok budaya tertentu," kata Novak.

Sampai sekarang, belum jelas kelompok budaya mereka masing-masing, meskipun Novak mengira tengkorak bocah Asia Timur itu  adalah seorang dari suku Hun.

 

792