Home Gaya Hidup Sabak jadi Pusat Kunjungan Bangsa Arab, Cina dan Persia

Sabak jadi Pusat Kunjungan Bangsa Arab, Cina dan Persia

Jambi, Gatra.com – Arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar memperkirakan nama kuno Sabak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Zabak. Nama Zabag itu sudah dikenal oleh pedagang-pedagang Arab, Persia dan Cina sejak abad ke-7.

“Kapal Zabag yang ada di situs ini hilir mudik sampai ke Cina, Arab dan seterusnya. Temuan di Cirebon juga sama, disambung dengan pasak kayu dan diikat dengan ijuk tanpa logam dan mampu berlayar mondar-mandir dan membawa banyak muatan. Kapal ini mempunyai daya jelajah yang tinggi. Kapal yang digerakkan dengan layar, bukan dayung,” kata Ali Akbar lewat rilis pers yang diterima Gatra.com, Sabtu (24/8).

Baca Juga: Situs Kapal Zabag Diduga Kapal Tertua di Asia Tenggara

Tidak jauh dari Situs Kapal Zabag, ada situs Siti Hawa. Di situs ini banyak ditemukan keramik tetapi periodenya lebih muda. Selain keramik juga ada bata-bata kuno yang tidak ditemukan di sekitar Kapal Zabag. Lalu ditemukan kayu bulian sebagai penanda kehidupan, sisa dayung, tungku dari tanah liat yang bisa dibawa-bawa.

“Kita sedang berada di situs (Kapal Zabag) yang dikelilingi situs-situs lain saling terkait. Dan itu yang mungkin membuat bangsa-bangsa zaman dulu datang ke Sabak,” kata Abe, panggilan akrab Ali Akbar.

Dia menjelaskan tim juga sudah melakukan pemetaan di dasar sungai dan melalui udara. Dan ternyata di sekitar Situs Kapal Zabag ada alur sungai kuno. Kapal Zabag ini posisinya di darat, tetapi ada sungai melintas tidak jauh dari kapal. Ada mendernya dan tembus sampai ke laut dan ada sambungannya ke Sungai Batanghari.

Abe berkata kondisi saat ini jarak dari Situs Kapal Zabag ke laut sekitar 20 kilometer. Sungai kuno ini ukurannya cukup besar sehingga bisa dilalui oleh kapal yang besar.

“Jarak sekitar 100 meter di sini ditemukan kayu-kayu bulian yang dulu digunakan sebagai dermaga. Di situs Siti Hawa juga ada. Lalu di Kota Harapan ada juga (kapal kuno) jaraknya lima kilometer dari sini,” ujarnya. Abe memperkirakan di Sabak dahulu kala lalu lintasnya cukup padat.

1250