Home Kesehatan Awal Musim Hujan di DIY Mundur, Gunungkidul Was-was

Awal Musim Hujan di DIY Mundur, Gunungkidul Was-was

Yogyakarta, Gatra.com - Awal musim hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan datang lebih lambat 10-20 hari dibanding kondisi normalnya. Hal ini karena terjadi dinamika di atmosfer. 
 
Kepala Kelompok Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum, mengatakan awal musim hujan di DIY umumnya dasarian 1 sampai 3 November. 
 
Namun hal itu tak terjadi di wilayah Sleman bagian barat dan Kulonprogo bagian utara yang akan mengalami musim hujan pada Oktober dasarian 3 atau sepuluh hari terakhir Oktober. "Bila dibandingkan dengan kondisi normalnya awal musim hujan diprakirakan lebih lambat 1 sampai 2 dasarian," katanya, saat dihubungi, Minggu (25/8). 
 
Etik menyebut awal musim hujan lebih lambat karena kondisi yang dinamis, seperti Indian Ocean Dipole (IOD) positif pada November cenderung ke netral yang berdampak pada pengurangan curah hujan. 
 
Selain itu suhu muka air laut yang masih dingin sampai Oktober dan peralihan angin timuran ke baratan juga akan terlambat. "Puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi pada Januari dan Februari 2020, meliputi Kulonprogo dan Sleman bagian barat. Bantul dan Gunungkidul bagian utara pada Januari, sedangkan Sleman bagian timur dan Gunungkidul bagian selatan pada Februari 2020," katanya.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, sampai saat ini setidaknya ada 134 ribu jiwa mengalami kekeringan yang tersebar di 14 kecamatan. 
 
Dari dua ribu tangki air bersih yang dianggarkan selama kemarau ini, 1.100 tangki telah disalurkan. Sisanya disalurkan sampai Oktober nanti.
 
Jika sampai Oktober hujan belum turun, BPBD akan melakukan evaluasi supaya bencana kekeringan ini statusnya menjadi tanggap darurat. "Ketika statusnya tanggap darurat, bisa mengajukan permohonan bantuan ke Pemda DIY," ucapnya.
853