Home Teknologi Petani Gula Kelapa Banyumas Kini Dibekali Sabuk Pengaman

Petani Gula Kelapa Banyumas Kini Dibekali Sabuk Pengaman

Banyumas, Gatra.com - Petani gula kelapa atau penderes di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, kini sedikit bernafas lega. Pasalnya, mereka bisa memanjat dengan aman dengan inovasi alat keselamatan yang diberi nama safety belt.

Ide untuk membuat peralatan keselamatan ini datang dari Ketua Kelompok Tani Cikal Mas, Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Arbi Anugerah. Dia menggandeng rekannya, Tri Agus Triono (44) seorang pegiat olahraga alam bebas untuk merakit alat pengaman bagi penderes.

"Kami berpikir bagaimana cara memberikan keamanan kepada penderes. Karena angka kecelakaan penderes cukup tinggi," kata Arbi Anugerah, di Banyumas, Senin (26/8).

Alat yang dirakit Tri itu berupa pengaman dari tali tubuh (webbing) yang dilindungi oleh selang karet. Agar lebih kuat dan rapi, bagian anyaman tali itu dijahit. Alat ini bisa menahan beban hingga 200 kilogram.

Gayung bersambut, Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto melirik alat keselamatan tersebut lalu memberi bantuan 50 unit safety belt kepada para penderes di Desa Pageraji.

Arbi berharap pemakaian alat keselamatan penderes ini akan menekan angka kecelakaan penderes. Apalagi jumlah penderes di Desa Pageraji juga cukup besar yaitu sekitar 900 orang warga.

"Kami berharap rencana Desa Pageraji sebagai pelopor alat keselamatan penderes ini di Banyumas. Nantinya ketika ada penderes atau kelompok penderes yang akan menggunakan ini harus mendapatkan rekomendasi dari kita (kelompok Cikal Mas). Apalagi penggunaan alat ini perlu diadakan pelatihan," katanya.

Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Agus Chusaini mengatakan latar belakang pemberian bantuan alat keselamatan penderes ini dilaksanakan untuk mendorong jaminan keselamatan kerja bagi penderes. Sebagaimana diketahui jumlah penderes di Banyumas mencapai lebih dari 20 ribu. Diharapkan melalui bantuan tersebut dapat semakin memotivasi penderes untuk semakin mendorong keselamatan para penderes.

"Kami prihatin dengan tingginya angka kematian penderes di Banyumas ini. Makanya diharapkan dengan bantuan ini agar bisa mendorong para penderes semakin memperhatikan keselamatan penderes," jelasnya.

Bupati Banyumas, Achmad Husein mengapresiasi temuan alat keselamatan penderes dan pemberian bantuan alat ini kepada penderes oleh Bank Indonesia. Alat ini dinilai penting karena saat ini angka kematian penderes di Banyumas akibat kecelakaan cukup tinggi.

"Saat ini rata-rata setahun ada 160 kasus kecelakaan penderes. Separuhnya meninggal dunia, selain itu mengalami kecacatan. Makanya hal ini patut diperhatikan dan dicarikan solusinya," katanya.

Menurut dia, adanya alat keselamatan penderes saat naik ke pohon kelapa bisa disempurnakan dan digunakan penderes. Terkait dengan pemberian bantuan alat keselamatan penderes inilah, pihaknya nantinya akan mengadakan evaluasi penggunaan alat tersebut.

"Pasca penggunaan ini nantinya ada evaluasi dari pemerintah daerah. Kita akan mengadakan evaluasi sehingga penggunaan alat ini bisa semakin disempurnakan untuk mengatasi kecelakaan penderes," ujarnya.

1034