Padang, Gatra.com - Tingginya produksi sampah di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) masih menjadi persoalan mendasar dalam mempertahankan kebersihan Kota Bengkuang tersebut. Pasalnya produksi sampah bisa mencapai 700 ton per hari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Mairizon mengatakan, saat ini Kota Padang baru memiliki kontainer sampah sebanyak 200 unit. Sehingga masih dibutuhkan sekitar 52 kontainer dan 42 truk untuk menampung dan mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Terbatasnya jumlah kontainer, truk, dan personel mengakibatkan pengangkutan sampah belum bisa berjalan optimal," ujar Mairizon di Padang, Senin (26/8).

Dia katakan, keberadaan kontainer sampah menjadi sangat vital di Kota Padang. Jika tidak ada kontainer sampah, bisa dipastikan masyarakat akan membuang sampah ke sungai, got, dan sebagian ada yang membakarnya. Padahal, membakar sampah, khususnya sampah plastik, bisa merusak paru-paru jika asap dari pembakaran itu sampai terhirup.

Jika hal demikian terus dibiarkan, maka akan berdampak buruk kepada lingkungan. "Membuang sampah di sungai akan menyebabkan banjir saat hujan dengan intensitas tinggi. Begitu juga dengan bibir pantai yang menjadi sangat kotor, karena menjadi penuh sampah," katanya lagi.

Pihaknya mengaku terus gencar melakukan sosialisasi kepada warga tentang pentingnya membuang sampah pada kontainer yang telah disiapkan. "Kami mengimbau masyarakat Kota Padang untuk peduli dan tidak membuang sampah lagi sembarangan," tambahnya.

Pemko Padang berencana menyulap sampah menjadi produk berguna. Caranya adalah dengan memilah jenis sampah-sampah yang masuk ke TPA. Jika tidak disiasati akan menimbulkan penumpukan yang lebih luas di TPA Air Dingin.

“Bisa dimanfaatkan jadi kompos atau daur ulang lainnya. Tapi, semua butuh sarana dan prasarana memadai. Sebab, untuk olah sampah perlu diteliti kandungan kimianya supaya bisa dimanfaatkan,” katanya lagi.