Home Ekonomi Balitbangtan Sosialisasikan Juknis untuk Sukseskan SERASI

Balitbangtan Sosialisasikan Juknis untuk Sukseskan SERASI

Palembang, Gatra.com - Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan petunjuk teknis (juknis) sebagai panduan bagi para petugas lapang dalam menggenjot produksi pertanian di lahan rawa Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI).

Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Dr. Husnain, MSc., juknis ini merupakan panduan petugas melakukan hal-hal teknis berkenaan dengan inovasi dan teknologi yang dapat diterapkan di lahan rawa.

Husnain menyampaikan, langkah tersebut demi menggenjot program pengembangan pertanian di lahan rawa. Kegiatan-kegiatan dari program SERASI terus difokuskan dan mendapatkan prioritas. Berbagai langkah strategis telah dilakukan, antara lain dengan kegiatan demonstration farming (Demfarm) yang di dalamnya melibatkan petugas pendamping yang ditempatkan di lapangan.

Berdasarkan data BBSDLP tahun 2018, lahan rawa di Indonesia tersebar di tiga pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya, Papua. Luas lahan rawa Indonesia ± 33,4 juta hektare (ha), terdiri lahan rawa pasang surut sekitar 20 juta ha dan lahan lebak 13,4 juta ha.

Sementara luas lahan rawa potensial nongambut di Sumatera Selatan (Sumsel) berdasarkan data BBSDLP tahun 2015 adalah seluas 208.000 ha yang tersebar di dataran rendah dengan status Areal Penggunaan lain (APL), Hutan Produksi (HP), dan Hutan yang dapat dikonversi (HPK).

Baca juga: SERASI Jadikan Kalsel Lumbung Padi Nasional

Husnain dalam arahannya pada kegiatan "Sosialisasi Petunjuk Teknis Penelitian dan Pengembangan Demonstration Farming Program #SERASI" yang dilaksanakan di Palembang, Sumsel pada hari ini menyampaikan bahwa program SERASI merupakan andalan Kementan dan program dengan prioritas tinggi.

"SERASI merupakan program andalan Kementerian Pertanian, dan program top prioritas," kata Husnain.

Husnain juga menyampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih kepada Pemda Sumsel yang telah mendukung program SERASI. Koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak perlu terus ditingkatkan.

Pada kesempatan berbeda, Husnain juga mengungkap pengelolaan lahan rawa di Sumsel memiliki karakteristik berbeda dibanding dengan lahan rawa di Kalimatan Selatan (Kalsel). Lahan di Sumsel sudah lebih banyak dikelola dan kondisinya sudah lebih baik. Demikian pula dengan sistem kelembagaan di tingkat petani di Sumsel sudah lebih berkembang.

Kesungguhan Kementan dalam menggarap lahan rawa antara lain dilakukan dengan menurunkan 23 orang petugas pendamping yang ditempatkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Provinsi Sumsel dan 27 orang tenaga pendamping lapang di Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan.

Terhadap petugas pendamping lapang, secara khusus Husnain berpesan agar penugasan yang diberikan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan menggali pengalaman untuk menjadi peneliti unggul. Menaklukan lahan rawa lebih sulit dibandingkan dengan lahan kering, karenanya peran dan keberadaan petugas pendamping sangatlah penting.

Dalam kegiatan sosialisasi juknis tersebut, hadir Pelaksana Tugas Kepala Balai Pengkajian Teknologi (BPTP) Sumatera Selatan, Dr. Rustam, MSi. Dalam sambutannya, Rustam menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam program pengembangan lahan rawa dan dia menyebut kewajiban BPTP Sumsel untuk memfasilitasi kegiatan seperti ini dan melayani sebaik-baiknya.

Rustam juga menyampaikan bahwa pada pekan pertama September akan dilakukan penarikan semua petugas detasir. Petugas pendamping yang saat ini ada di OKI, Muba, dan Banyuasin akan dipusatkan di Kabupaten Banyuasin, namun dari 23 orang yang ada hanya akan dipertahankan sebanyak 10 orang petugas pendamping.

Lebih jauh Rustam menyebut telah dilakukan berbagai kegiatan bimbingan dan pendampingan teknis kepada kelompok meliputi budidaya jagung, itik, hortikultura, dan ikan. Selain itu, dilakukan juga pembekalan petugas lapang dalam berbagai kegiatan yang dilakukan di BPTP Sumsel.

Dalam pembingkaian acara tersebut Prof. Irsal Las memaparkan, bila Kementan berhasil dalam pengembangan rawa khususnya di Kalimantan, maka target lumbung pangan dunia 2045 akan dapat dicapai.

Irsal lebih lanjut menguraikan, keberhasilan program SERASI ditentukan oleh 4 kunci utama yakni kesiapan inovasi, kesiapan rancangan (grand design), kesamaan persepsi, dan sistem koordinasi.

Baca juga: Mentan Amran Optimistis Program Serasi Sejahterakan Petani Kalsel

Irsal juga menegaskan dalam program SERASI Balitbangtan tidak boleh gagal, karena program ini akan sangat berimplikasi kepada petani. Program SERASI melibatkan banyak unit kerja dan pemerintah daerah, karenanya koordinasi menjadi sangat penting.

Pendampingan teknis dan bimbingan kepada petani di lapangan dalam waktu dekat akan dilakukan melalui demfarm. Menurut Irsal, keberhasilan sebuah demfarm dicirikan oleh kelompok tani yang mencontoh teknologi pada demfarm dengan cara "learning by doing and learning by seeing" atau belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat, pemberdayaan petani dilakukan melalui penerapan langsung teknologi yang direkomendasikan.

Irsal menekankan, upaya fasilitasi pembelajaran bagi kelompok tani melalui penerapan teknologi yang sudah teruji agar mereka mampu menggunakan potensi yang dimilikinya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas produk pertanian.

Pada kesempatan berbeda Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa, Ir. Hendri Sosiawan, CESA mengungkapkan, lahan yang dijadikan lokasi demfarm di Sumsel saat ini seluas 100 ha yang berlokasi di Kecamatan Talangrejo, Kabupaten Banyuasin.

Hendri juga menuturkan, bahwa mulai bulan September 2019 para petugas akan dipusatkan di lokasi demfarm Banyuasin. Lokasi demfarm di Sumsel menurut koordinator lapang Program SERASI Provinsi Sumsel, Budi Raharjo,S.TP, MSi, difokuskan di 3 desa di Kecamatan Muara Telang yakni masing-masing Desa Telang Rejo 36 ha, Sumber Hidup 32 ha, dan Telang Makmur 32 ha.

Pada acara sosialisi yang diikuti oleh 65 orang peserta tersebut disampaikan masing-masing materi juknis secara ringkas. Sosialisasi petunjuk teknis sangat penting sebagai upaya mendorong percepatan dan keberhasilan pengembangan lahan rawa yang saat ini difokuskan di Sumsel dan Kalsel. Kunci utama keberhasilan program ini adalah koordinasi dan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak.