Home Gaya Hidup Budayawan Sumsel: “Sriwijaya Diteliti Bukan Sehari Dua Hari'

Budayawan Sumsel: “Sriwijaya Diteliti Bukan Sehari Dua Hari'

 

Palembang, Gatra.com – Pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyatakan Kerajaan Sriwijaya adalah fikti atau palsu mendapatkan tanggapan dari budayawan di Palembang, diantaranya Yudi Syarofi.

Dikatakannya, penelitian mengenai Sriwijaya sudah berlangsung sejak lama, dengan menemukan berbagai benda-benda sejarah yang mendukung keberadaaanya. Karena itu, jika dikatakan keberadaan Sriwijaya ialah fikti atau palsu, maka hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian selama ini,

“Penelitian Sriwijaya itu bukan sehari dan dua hari. Kerajaan Sriwijaya adalah palsu atau fiktif, hanyalah sekelompok bajak laut, sudah tidak sesuai dengan hasil penelitian selama ini,” ungkapnya, Rabu (28/8).

Hadir dalam diskusi budayawan yang diinisiasikan Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Yudi memastikan pernyataan itu tidak akan mempengaruhi keabsahan keberadaan kerajaan Sriwijaya,”Kenapa hanya dengan satu pernyataan, sementara banyak penelitian sebelumnya, banyak yang bisa menjelaskan bukti sejarah ada di Palembang,”sambung dia.

Hadir pula dalam diskusi tersebut, Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Lisa Surya Andika , Kasi Sejarah Iman Setiawan Mansetha, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumsel Farida Wargadalem, arkeologi dari Balai Arkeologi Sumsel, Retno Purwati, dan Erwan Suryanegara.

Ditambahkan Yudi Syarofi, diskusi tersebut menyikapi penyataan Ridwan Saidi. Sejarahwan di Palembang juga melakukan penelitian Sriwijaya sejak lama, sehingga tidak tepat pernyataan tersebut dilontarkan.

“ Tahun depan sudah 100 tahun sejak 1920, telah dilakukan penelitian tentang itu. Banyak temuannya, terutama setelah prasasti Kedukan Bukit. Tahun 1983, ada penemuan-penemuan kanal di TPKS, meski belum ada kesimpulan saat itu. Itu adalah kawasan Sriwijaya,”terangnya.

Dikatakan Yudi, banyaknya kanal-kanal anak sungai di kawasan tersebut dipergunakan sebagai transportasi laut kerajaan Sriwijaya termasuk memenuhi kebutuhan air bagi mereka. “Pada tahun 1993, juga ada seminar internasional tentang kerajaan Sriwijaya yang hadir ahli dari Prancis dan berkesimpulan TPKS ialah bagian dari pusat Kerajaan Sriwijaya dengan temuan kanal-kanalnya tersebut,” ujarnya.

 

695