Bogor, Gatra.com - Saat ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah mengembangkan obat yang berasal dari rangga atau tanduk rusa.
Obat ini dapat berkhasiat meningkatkan seksualitas pria dewasa, menambah stamina, melancarkan peredaran darah, dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Menurut Peneliti muda P3H BLI KLHK, Anita Rianti, sertifikasi halal dari MUI dan BPOM untuk obat ini masih dalam proses. Untuk itu, penyebaran obat dengan beragam khasiat ini, masih dalam lingkup kecil.
"Jadi, untuk saat ini pemasarannya masih di kalangan sendiri. Artinya, orang tersebut akan menjadi responden kami. Sebagai orang yang sudah mengonsumsi itu dan memberikan testimoni, sehingga menjadi bahan masukan dalam penelitian ini," katanya di IPB Convention Center, Bogor, Rabu (28/8).
Ia menargetkan, dalam satu tahun hingga lima tahun ke depan, obat ini akan diproduksi menjadi jamu. Tentunya, setelah mendapatkan izin dari BPOM.
Menurut Anita, proses penjualan jamu di Indonesia lebih mudah dibandingkan obat berbentuk kapsul.
"Untuk sementara, dalam satu sampai lima tahun ke depan, kita fokusnya ke jamu dulu, karena lebih cepat untuk proses peredaran penjualan," tuturnya.
Bahkan, Anita menyebutkan, rangga berpotensi besar menyembuhkan kanker karena adanya sel antikanker. Oleh karena itu, penelitian ini terus dikembangkan agar menghasilkan obat penyembuh kanker.
"Ke depan, kita ingin itu menjadi obat karena ada sel anti kankernya itu, kita mau memajukan di situnya," ujar Anita.
