Home Ekonomi Mentan Optimistis SERASI Tingkatkan Produksi Pangan Sumsel

Mentan Optimistis SERASI Tingkatkan Produksi Pangan Sumsel

Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, optimistis program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) sukses meningkatkan produksi pangan di Sumatera Selatan (Sumsel).

Amran dalam keteragan tertulis, Kamis (29/8), menyampaikan, pihaknya pun telah menempatkan 118 unit excavator senilai Rp300 miliar di 8 kabupaten lokasi kegiatan#SERASI Sumsel. Saat ini, Provinsi Sumsel berada pada posisi ke-5 lumbung pangan Indonesia dari sebelumnya posisi ke-8.

"Apabila Sumsel dapat mencapai IP300 maka Sumsel akan mampu menjadi provinsi pertama lumbung pangan Indonesia" katanya.

Baca juga: Balitbangtan Sosialisasikan Juknis untuk Sukseskan SERASI

Amran menyampaikan keterangan tersebut setelah melakukan kunjungan kerja ke Sumsel selama 2 hari. Kunjungan ini diawali dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Percepatan LTT dan#SERASI pada Selasa (27/8) dan kunjungan lapang pada Rabu (28/8).

Dalam kunjungan lapang tersebut Mentan Amran meninjau lokasi program#SERASI di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI). Dalam kunjungan ke Kabupaten Banyuasin, Mentan didampingi Gubernur Sumsel, H. Herman Deru meninjau lokasi#SERASI di Desa Muara Padang, Kecamatan Muara Padang.

Dari Kabupaten Banyuasin, Mentan bersama Gubernur Sumsel bertolak menuju lokasi #SERASI di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI. Di lokasi ini, Mentan memantau kegiatan panen padi dan persiapan lahan.

Dalam sambutannya, Gubernur Herman Deru mengapresiasi bantuan program pertanian terutama bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga mampu menjadikan Sumsel sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia.

Saat ini, Badan Litbang Pertanian hadir mendukung program#SERASI melalui inovasi teknologi pada demonstrasi farming (Demfarm) seluas 100 hektare di 3 lokasi Pilot Projects #SERASI di Kabupaten Banyuasin yakni di Desa Telang Jaya, Telang Rejo dan Sumber Hidup. Selain tanaman padi, demfarm ini juga terintegrasi dengan komoditas ternak itik, ikan, dan hortikultura. Di lokasi tersebut diperkenalkan teknologi RAISA.

RAISA adalah teknologi padi Rawa Pasang Surut Intensif, Super, dan Aktual. Teknologi ini merupakan rangkaian komponen teknologi yang pada prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi pasang surut. Dengan teknologi RAISA, potensi lahan suboptimal berpeluang dikembangkan sebagai lumbung pangan di Indonesia.

Baca juga: SERASI Jadikan Kalsel Lumbung Padi Nasional

Teknologi ini disebut Intensif dan Super karena mampu mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1 menjadi 2 bahkan 3 kali setahun. Sedangkan prinsip Aktual dalam teknologi ini dikarenakan penggunaan hasil inovasi Balitbangtan terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi.

Komponen teknologi RAISA terdiri dari persiapan lahan, pengelolaan Tata Air Mikro (TAM), pengaturan cara tanam dan populasi tanaman, Varietas Unggul Baru (VUB) dengan potensi hasil tinggi, aplikasi pupuk hayati, ameliorasi dan remediasi, pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terpadu, serta alat dan mesin pertanian khususnya untuk tanam dan panen.

BPTP Balitbangtan Sumsel juga mengangkat kearifan lokal melalui alat tanam modifikasi BPTP Balitbangtan Sumsel, petani, dan Penyuluh Pertanian Banyuasin, yaitu “amator”, atau atabela ditarik traktor. Sementara varietas unggul yang digunakan antara lain Inpara 8, Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 43.

123