Home Gaya Hidup Warga Pariaman Rayakan Tahun Baru Hijriah Lewat Tabuik

Warga Pariaman Rayakan Tahun Baru Hijriah Lewat Tabuik

Pariaman, Gatra.com - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) memperpanjang jadwal pesta budaya Tabuik tahun ini menjadi 15 hari yang akan berlangsung pada 1 -15 September 2019. Budaya Tabuik biasanya hanya berlangsung selama 10 hari, dari 1 hingga 10 Muharram.

Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Salmi Tanjung dihubungi dari Padang, Jumat (30/8) mengatakan, perpanjangan jadwal pesta budaya Tabuik dari 10 hari menjadi 15 hari untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.

Dia memprediksi, wisatawan menikmati Budaya Tabuik akan lebih banya pada akhir pekan, untuk itu Pemko Pariaman mengambil Minggu (15/9) sebagai puncak acara. "Puncak acara yang dilangsungkan pada hari Minggu akan berdampak pada kunjungan wisatawan," ujarnya.

Baca Juga: Tao Silalahi Arts Festival Kembali Digelar

Dia menjamin, meskipun jadwal pergelaraan pesta budaya Tabuik diperpanjang dari tahun sebelumnya, tidak akan meninggalkan sejarah dan makna dari kegiatannya.

Adapun rangkaian kegiatan tersebut diantaranya maambiak tanah, maambiak batang pisang, turun panja, maantam, maarak jari-jari, maarak saroban, tabuik naiak pangkek, hoyak tabuik, dan yang terakhir tabuik dibuang.

Untuk mengisi jadwal tambahan itu, Pemkot menggelar event kesenian khas Pariaman yang ditampilkan oleh sejumlah sanggar seni di Kota Pariaman. "Penampilan kesenian tersebut dilaksanakan malam hari dari 7 hingga 14 September," imbuhnya.

Baca Juga: Mau Dibilang Pelaku Ekraf, Kenalan Dulu Dengan Bisma

Penampilan tersebut dilaksanakan di kedua rumah Tabuik baik Rumah Tabuik Subarang maupun Rumah Tabuik Pasa yang diselenggarakan secara bergantian setiap harinya.

Adapun sanggar yang akan tampil tersebut yaitu Darak Badarak, Mustika Minang Duo, Lenggang Sapayuang, Anggun Nan Tongga, Duo Sejoli, Sasenbi, Safari/Deta, Persal, Onion Band, Cik Uniang, Ranah Batuah, Anak Nagari, dan Silek Paninjauan.

"Selain itu juga ada dendang kim dan penampilan gamad dayuang Piaman," tambahnya.

Baca Juga: Semerbak Aroma Kopi Lintong Yang Menggoda Wisman

Untuk diketahui, Tabuik merupakan budaya dalam perayaan Asyura, 10 Muharam, yang diperingati kaum Syiah setiap tahun sejak 1831 di Pariaman. Uniknya penduduk Pariaman bukan pemeluk Syiah.

Tabuik berbentuk patung seekor burak (kuda berkepala manusia perempuan yang memiliki dua sayap dan ekor yang lebar). Di punggungnya terdapat peti dengan hiasan-hiasan yang cantik dengan sebuah payung kertas di puncaknya. Semua patung ini terbuat dari rangka bambu, rotan, dan kayu. Kemudian dihias dengan kain dan kertas warna-warni. Setiap tahun ada dua tabuik setinggi 12 meter yang dikeluarkan ke tengah kota pada 10 Muharam.

Ribuan pengunjung akan datang menyaksikannya. Kedua tabuik ini digotong dengan diiringi irama gendang tasa ke Pantai Gandoriah. Tabuik tak sekadar patung hiasan. Pembuatannya diiringi dengan upacara ritual.

871