Home Kesehatan Esa Yulianti Berharap Bantuan Dana untuk Pengobatan Anaknya

Esa Yulianti Berharap Bantuan Dana untuk Pengobatan Anaknya

Muaro Jambi, Gatra.com - Seorang ibu asal Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi saat ini sedang benar-benar membutuhkan dana untuk pengobatan anaknya. Ibu bernama Esa Yulianti itu sama sekali sudah tidak memiliki uang untuk menindaklanjuti rujukan dokter agar membawa anaknya berobat ke Palembang, Sumatra Selatan.

"Saya sudah tidak punya uang. Memang kita memakai BPJS, tapi untuk biaya pemberangkatan dan biaya sudah tidak punya," kata Esa Yulianti, Minggu (1/9).

Esa Yulianti mengatakan anaknya Rachju Rizki Perdana (18) mengalami sakit sejak November tahun lalu. Dirinya sudah bolak balik membawa anaknya berobat ke rumah sakit. Namun, kondisi anaknya bukannya membaik malah kondisinya makin memburuk. Bobot badan anaknya itu berubah menjadi kurus kering tanpa daging. Yang tersisa hanya kulit membalut tulang.

"Menurut dokter, anak saya ini mengalami pembengkakan di jantung. Katanya harus dirujuk ke rumah sakit di Palembang," ujar Esa.

Esa menjelaskan Rachju mengeluh sakit pada bagian dada saat baru pulang kerja dari Merlung, Tanjung Jabung Barat. Esa pun berusaha mencari obat penghilang nyeri, tetapi obat itu tidak manjur. Anaknya tetap mengeluh sakit seperti kena tusuk di dada.

Esa akhirnya membawa ke rumah sakit dan saat itu juga disarankan agar dirawat inap. Setelah keluar dari rumah sakit, penyakit anaknya kembali kambuh. Sejak saat itu anaknya berulang kali keluar masuk rumah sakit.

Puncaknya pada April 2019. Pihak RSUD Mattaher melakukan tindakan berupa penyedotan cairan pada paru-paru Rachju. Cairan yang disedot lumayan banyak, sekitar 11 liter.

"Setelah itu, kita pulang. Ternyata kambuh lagi. Lalu dilakukan pemeriksaan kembali. Kata dokter ada semacam benjolan di dekat jantung Rachju. Kita disarankan agar ke Palembang untuk memastikan penyakit serta tindakan medis yang harus dilakukan," ujarnya.

Esa sendiri hanya bisa pasrah dengan saran dokter tersebut. Sebab, Esa hanya seorang janda yang telah lama ditinggal mati oleh suaminya. Umur Rachju ketika bapaknya meninggal baru berusia tiga bulan.

Untuk menjalani hidup sehari-hari saja Esa merasa kesulitan. Profesinya selama ini hanya sebagai buruh cuci pakaian. Saat ini dirinya hanya bisa berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun para dermawan untuk membantu biaya pengobatan anaknya.

"Saya sangat ingin membawa anak saya berobat ke Palembang. Tapi, mau bagaimana lagi. Uang tidak punya. Saya berharap ada yang mau membantu," kata Esa Yulianti.

232