Home Ekonomi Inkubator Bisnis Trilogi

Inkubator Bisnis Trilogi

Jakarta, GATRAreview.com - Inkubator Bisnis Universitas Trilogi (Inbistro) memberikan pendampingan bagi mahasiswa untuk menjadi teknopreneur. Untuk menjadi perusahaan besar, perusahaan rintisan atau startup dituntut lebih berinovasi. Namun proses pengembangan inovasi tak semudah membalikkan tangan. Perlu pendampingan atau inkubasi. Di Universitas Trilogi, peran inkubasi dilakukan oleh Inkubator Bisnis Universitas Trilogi (Inbistro).

Perguruan tinggi swasta yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan ini memberikan bimbingan kewirausahaan kepada mahasiswanya. Hal ini sejalan dengan tiga pilar visi mereka, yakni teknopreneur atau kewirausahaan berbasis teknologi, kolaborasi, dan kemandirian. Inbistro menginkubasi ide bisnis dari mahasiswa, alumni, dan masyarakat umum. Ide-ide tersebut kemudian diikutkan dalam program hibah pemerintah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Program itu di antaranya program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK), dan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI).

Apabila ide-ide calon startup itu lolos seleksi, maka dana hibah yang didapat akan dikelola oleh Inbistro. Dana tersebut digunakan untuk pelatihan, pengurusan izin, konsultasi, pengawasan, dan membangun jejaring investor. Pada 2018 lalu, ada 15 kelompok perusahaan rintisan dari Universitas Trilogi yang lolos seleksi Kemenristekdikti dan berhak mendapat pendanaan.

Prestasi ini cukup membanggakan pihak universitas. “Waktu itu kita beri penghargaan bagi mahasiswa yang sudah berhasil berwirausaha. Untuk semangat, motivasi mereka,” ucap Rektor Universitas Trilogi, Dr. Sahnaz Ubud, pada Erlina Fury Santika dari GATRA saat ditemui di ruang kerjanya, Kampus Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Selasa pekan ini.

trilogi
Rektor Universitas Trilogi, Sahnaz Ubud (GATRA/Eva Agraian Ali/ft)

Di Universitas Trilogi, teknopreneur merupakan salah satu materi perkuliahan yang diajarkan pada semester 5. “Di perkuliahan ini, mereka [mahasiswa] harus bisa mewujudkan ide bisnisnya seperti apa, disusun secara per kelompok,” ujar Sahnaz. Kelompok tersebut tak hanya berasal dari jurusan manajemen. Justru setiap kelompok harus terdiri dari mahasiswa lintas jurusan.

Soal bagaimana menyusun proposal membangun startup, Universitas Trilogi punya program kreativitas mahasiswa. Mereka yang mengikuti mata kuliah teknopreneur diminta untuk mengikut seleksi PPBT yang dilakukan Kemenristek Dikti. “Tentu saja ada seleksi dari dosen, mana proposal yang punya potensi untuk diteruskan ke Kemenristek Dikti,” Sahnaz menambahkan.

Secara umum kegiatan dan pola pengembangan Inbistro dibagi dalam tiga bagian, yaitu prainkubasi, inkubasi dan pascainkubasi. Pada tahap prainkubasi, dilakukan penyeleksian tenant, program, laporan keuangan dan rencana tenant ke depan. Tenant terbagi menjadi dua, yaitu inwall dan outwall.

Tenant inwall mayoritas terdiri dari mahasiswa, sedangkan tenant outwall bersumber dari masyarakat umum. Tahun 2019 ini, dari 4-5 kelompok mahasiswa yang mengajukan, hanya dua proposal yang lolos seleksi. “Agak ketat sebenarnya [seleksi] Kemenristek Dikti ini. Dari tahun ke tahun persyaratannya tambah lagi,” ujar Manajer Inbistro, Amelia Hidayah.


Hidayat Adhiningrat P.

1426