Home Ekonomi Ekonom: Industri Kita Bolong di Bagian Tengah

Ekonom: Industri Kita Bolong di Bagian Tengah

Jakarta, Gatra.com - Pemerintah diminta sigap dalam menjaga nilai tukar rupiah tetap kompetitif untuk memperkecil neraca transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) agar tidak semakin melebar. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan dengan rupiah yang stabil, ekspor bisa terus ditingkatkan. Selain itu, pengembangan sektor industri menjadi salah cara mengakali CAD. 

"Jadi, intermediate goods artinya barang input untuk produksi berikutnya. Misalnya, kita produksi mineral nikel. Mentahan nikel itu kita ekspor tapi malte-nya  impor untuk pembuatan alumunium," jelas David saat dihubungi Gatra.com, di Jakarta, Senin (2/9).

Dari dua hal itu, pemerintah perlu memberikan dorongan. Salah satunya dengan insentif agar semakin besar guna menarik investasi dalam indursti barang antara atau setengah jadi. 

"Karena, (industri) kita bolong di tengah. Di hulunya bagus, mentahnya banyak dari SDA (sumber daya alam). Tapi, ditengahnya bolong. Jadi, barang antara kita impor, barang jadinya kita ekspor," ucapnya.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) kuartal II 2019 melebar hingga 3,04% atau setara dengan US$8,4 miliar dari Produk Domestik Bruto (PDB).

369