Medan, Gatra.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menegaskan bahwa konsep wisata halal tyang dipersoalkan warga idak menghilangkan kearifan lokal yang ada di Danau Toba. Konsep wisata halal bisa berjalan berdampingan dengan karifan lokal yang ada.
Kepala Bidang Bina Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Muchlis menegaskan bahwa konsep wisata halal di Danau Toba hanya sekadar memberi kebutuhan bagi wisatawan.
Baca Juga: Pemprov Sumut Luruskan Isu Wisata Halal Danau Toba
Pernyataan itu diungkapkan Muchlis saat menerima perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba yang menggelar aksi penolakan wisata halal dan syariah di Kawasan Danau Toba, Senin (2/9).
Muchlis memaparkan bahwa hingga saat ini, tidak ada pelarangan mengenai babi atau hal lainnya. Konsep wisata halal hanya menyediakan fasilitas pendukung bagi wisatawan, termasuk muslim yang datang ke kawasan Danau Toba.
Baca Juga: Wisata Halal Danau Toba Untuk Fasilitas Wisatawan
Wisata halal dan kearifan lokal bisa berjalan berdampingan tanpa saling menghilangkan atau bersaing. Wisata halal sendiri sudah bergulir sejak lama. Konsep wisata halal bukanlah bentuk pengkotak-kotakan masyarakat.
Tetapi sebaliknya untuk mengakomodir kebutuhan para wisatawan yang datang ke Danau Toba. Saat ini angka pengunjung dari negara sekitar Indonesia adalah yang terbanyak, seperti Malaysia.
Baca Juga: Pemkab Taput Apresiasi Paket Wisata Huta Toba
Sebelumnya para pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba menuntut klarifikasi mengenai konsep wisata halal Danau Toba yang sedang ramai dibicarakan.
Mereka meminta Pemprov Sumut untuk menjelaskan tentang konsep wisata halal di Danau Toba, sehingga tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
“Kita minta klarifikasi tentang maksud wisata halal di Danau Toba itu,” ujar salah satu pengunjuk rasa Rico Nainggolan.
Reporter: Baringin Lumban Gaol
