Home Kesehatan Asap PLTU Penyebab Kanker Otak Perlu Pembuktian Ilmiah

Asap PLTU Penyebab Kanker Otak Perlu Pembuktian Ilmiah

Jakarta, Gatra.com - Tudingan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mempengaruhi langsung kesehatan manusia termasuk menyebabkan kanker otak dinilai tidak berdasar, mengada-ada dan sulit dibuktikan.

Hal itu merespon adanya petisi kepada Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In dan Pimpinan Dewan Nasional Iklim dan Udara Bersih, Ban Ki Moon terkait pembangunan PLTU Jawa 9 dan 10 di Suryalaya, Cilegon, Banten, belum lama ini. Pembangunan PLTU itu didanai oleh Pemerintah Korea Selatan.

“Sulit membuktikan bahwa polusi udara dari cerobong asap PLTU menjadi penyebab kanker otak, seperti yang sempat dituduhkan terhadap pembangunan PLTU Suralaya, Banten,” ungkap Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono dalam keterangan pers, Selasa (3/9).

Agus mengatakan banyak penyebab kanker, mulai dari rokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan gawai yang berlebihan dan lainnya. Namun sulit dibuktikan kanker tersebut dari mana asalnya, apalagi cerbong asal PLTU.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan kehadiran PLTU berpotensi memberi dampak lingkungan terutama kualitas udara. Dugaan munculnya berbagai gangguan kesehatan, termasuk kanker, yang dikeluhkan masyarakat sekita Suralaya perlu dibuktikan secara ilmiah.

“Perlu dikukuhkan dengan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau pun semacam kajian independen,” katanya.

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan, Wanhar menjelaskan, PLTU berbahan bakar batubara yang kini beroperasi saja telah dilengkapi dengan continuous emission monitoring system (CEMS) yang berfungsi untuk memonitor emisi secara berkelanjutan.

Warhan menambahkan, PLN juga menerapkan teknologi rendah karbon dengan tingkat efisiensi tinggi atau High Efficiency and Low Emmission (HELE), seperti Clean Coal Technology (Super Critical dan Ultra Super Critical).

“PLTU Jawa 9 dan 10 yang tengah mulai dibangun adalah PLTU dengan teknologi terkini, lebih modern. Teknologi serupa kini lazim dipakai di banyak belahan dunia, menggantikan teknologi pembangkit yang sudah lama beroperasi.”

496