Home Milenial AK Akui Bunuh Suami dan Anak Tiri Sebab Sulit Bayar Utang

AK Akui Bunuh Suami dan Anak Tiri Sebab Sulit Bayar Utang

Jakarta, Gatra.com - Pelaku pembunuhan suami dan anak tiri, Aulia Kesuma (AK) menjelaskan apa penyebabnya sampai ia niat membunuh keduanya. Adapun korban pada peristiwa ini adalah Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya, M. Adi Pradana alias Dana (23).

"Saya melakukan pembunuhan ini terutama karena masalah hutang. Hutangnya memang senilai Rp10 miliar dari dua bank. Pak Edi tahu masalah itu, tapi Pak Edi selalu minta saya untuk menyelesaikan utang itu selama lima tahun," ujar Aulia Kesuma saat berada di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9).

Aulia mengaku sudah tak tahu harus berbuat apa lagi untuk mengupayakan melunasi hutang senilai miliaran rupiah tersebut.

Baca Juga: Istri Janjikan Eksekutor Rp200 Juta untuk Membunuh Suaminya

"Saya bingung dan enggak tahu harus bagaimana lagi. Sedangkan dalam beberapa bulan terakhir saya bayar bunga banknya itu pakai kartu kredit saya, pakai mobil anak saya digadaikan. Terus saya pinjam uang ke kakak saya supaya rumah itu enggak sampai tergadai," kata Aulia.

Aulia menjelaskan bahwa dirinya memiliki utang sejak 2013 lalu. Utang yang dimilikinya sebanyak Rp10 miliar. Uang itu awalnya akan digunakan untuk membuka usaha restoran. Nilai utang sebanyak itu diperoleh dari berbagai institusi keuangan.

Kepada para wartawan Aulia menyatakan bahwa, hutang-hutang tersebut diajukan atas nama dirinya. Hutang itu diajukan atas permintaan Edi untuk membuka restoran tersebut.

Baca Juga: Pembunuhan Ayah-Anak Masih Diidentifikasi Penyebabnya

"Hutangnya atas nama saya karena Pak Edi tidak bisa mengajukan pengajuan bank karena namanya Pak Edi sudah di-blacklist di bank-bank," ujarnya.

Mula-mula, utangnya sebanyak Rp700 juta di Bank Mandiri. Namun sayangnya usaha restoran yang dijalaninya tidak berjalan sesuai rencana. Bisnis restoran itu dianggap tidak menguntungkan.

"Setelah itu, naik jadi Rp1,3 miliar di Bank Mandiri juga, tapi tetep enggak bisa bayar. Terus dipindah lagi ke Indonesian Finance dapat Rp2,5 miliar, tapi itu juga habis untuk bayar bunganya. Setelah itu pindah ke MMC, itu langsung enggak bisa bayar juga karena udah enggak ada penghasilan," akunya.
 

310