Home Ekonomi Rakorpusda Perkuat Sinkronisasi Pemerintah Pusat dan Daerah

Rakorpusda Perkuat Sinkronisasi Pemerintah Pusat dan Daerah

Jakarta, Gatra.com - Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) serta BI, yang bertemakan “Pengembangan Industri Manufaktur untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekomoni Secara Berkelanjutan dan Inklusif” ini digelar salah satunya untuk membahas persoalan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

Persoalan sinergi, kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, masih belum terlaksana dengan baik. “Ada tidak sinkronnya berbagai peraturan yang ada di lapangan. Karena, sekarang yang selalu menjadi keluhan dari para potensial investor yang datang ke Indonesia ialah beda penjelasan dari pusat dan daerah,” ujar Enggar dalam press conference Rakorpusda, di Gedung BI, Rabu (4/9).

Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa diperlukan sinkronisasi. Sehingga, tidak ada kasus mengenai peraturan-peraturan yang dapat menghambat dan menyulitkan para investor untuk masuk atau melakukan relokasi industri ke Indonesia. 

“Jadi, kita harus tangkap peluangnya. Maka, dalam waktu singkat dalam waktu dua minggu akan ada relaksasi atau pencabutan berbagai peraturan (yang menyulitkan),” jelasnya.

Sementara itu, untuk merealisasikan dan menyingkronkan pemerintah pusat dan daerah. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa Rakorpusda menjadi ajang yang tepat. Karena, kedua belah pihak bisa duduk bersama dan menjelaskan berbagai permasalahan yang ada di lapangan.

“Jadi, saya kira Rakorpusda memiliki kelebihan utama, antara lain, membantu penguatan sinergi kepemerintahan dan berbagai sektor bisa bekerja sama. Serta, adanya feedback untuk mengetahui dan mempertajam langkah-langkah apa saja yang harus diambil,” ucapnya.

Di dalam Rakorpusda kali ini, pemerintah bersama BI menyetujui enam langkah guna mendorong sektor industri manufaktur yang ada di Indonesia. “Insya Allah dengan berbagai arahan dan lagkah bersama. Kita dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan,” ucap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

212