Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan enam langkah yang pemerintah tempuh guna mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Enam langkah tersebut, kata Perry, sebagai hasil dari arahan langsung Presiden Joko Widodo guna mendorong investasi, mendatangkan Penanam Modal Asing (PMA), dan mengembangkan berbagai sektor ekonomi, termasuk industri, terutama sektor manufaktur. 

Pertama, meningkatkan efisiensi logistik melalui pembangunan infrastruktur, seperti Pelabuhan Patimban dan pendukungnya. Kedua, mendukung iklim investasi melalui sistem perizinan dengan mengimplemntasikan online single submission (OSS) versi 1.1.

Ketiga, mendukung harmonisasi regulasi program kebijakan. Hal ini guna meningkatkan produktivitas industri.

Baca Juga: KEIN Sarankan Industrialisasi di 4 Sektor Unggulan

"Jadi, harmonisasi ini bisa melalui penerbitan ketentuan pelaksanaan super deduxtible tax dan penerbitan penyempurnaan ketentuan pendukung kendaraan ramah lingkungan," ujarnya dalam press conference Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) dan BI, bertemakan "Pengembangan Industri Manufaktur untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekomoni Secara Berkelanjutan dan Inklusif", di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/9).

Keempat, mendukung kelancaran sistem pembayaran melalui perluasan kerja sama local currency settlement untuk perdagangan internasional dengan dua negara mitra, yakni Malaysia dan Thailand. Serta, pengembangan sistem pembayaran melalui perluasan Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) dan peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Kelima, mendorong pembiayaan yang berwawasan lingkungan atau green financing, antara lain dengan pelonggaran loan to value ratio dan uang muka. Serta, perlebaran Ratio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan perluasan cakupan komponen sumber funding.

Baca Juga: Bos Perusahaan Manufaktur Harapkan Tiga Hal Ini Kepada Pemerintah

Keenam, mendukung promosi perdagangan dan investasi industri manufaktur melalui enam cara. Pertama, fasilitasi negosiasi untuk menjadi pemasok brand global. Kedua, percepatan ratifikasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Australia atau Indonesia Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA) dan negosiasi ekonomi komprenhensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economy Agreement (IEU-CEPA).

Ketiga, pemanfaatan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Cili atau Indonesia-Chile Comprehensive Economy Partnership Agreement (IC-CEPA). Kelima,  penyelenggaran West Java Invesment Summit. Kemudian, keenam ialah pameran, misi dagang, serta business matching, antara lain Trade Expo Indonesia di Jakarta.

Dari keenam langkah tersebut, Perry optimis bahwa industri manufaktur Indonesia akan semakin berkembang. "Insya Allah dengan berbagai arahan dan langkah bersama. Kita dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi kedepan. Di samping, sektor-sektor lainnya," ujarnya.