Home Ekonomi Dianggap Perusak, 1.200 Monyet akan Diekspor ke AS dan Cina

Dianggap Perusak, 1.200 Monyet akan Diekspor ke AS dan Cina

Gunungkidul, Gatra.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Yogyakarta berencana mengekspor monyet ekor panjang yang dianggap mengganggu dan merusak tanaman warga. Jika izin ekspor monyet itu disetujui, 1200-an monyet akan dikirim ke Amerika dan Cina. 
 
Petugas BKSDA Gunungkidul Agus Sunarto mengatakan BKSDA telah memetakan "konflik antara manusia dan monyet ekor panjang". Dari pemetaan itu, BKSDA menyebut "konflik" terjadi di 11 kecamatan dan paling banyak di Girisubo dan Panggang. "Hitungan kasarnya, Girisubo ada lima koloni monyet. Setiap koloni antara 50 sampai 100 ekor," kata Agus saat dihubungi, Kamis (5/9). 
 
Menurut dia, "konflik monyet dan manusia" diduga terjadi karena populasi monyet bertambah. Padahal pakan monyet terus berkurang, terutama saat musim kemarau. "Banyak keluhan, monyet merusak tanaman di lahan milik warga," ujarnya. 
 
Untuk mengatasi kondisi itu, BKSDA DIY telah mengirim petugas ke Dirjen Konservasi Sumber daya Alam Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan demi mengajukan izin melakukan ekspor monyet ke Amerika dan Cina. 
 
Setelah izin ini disetujui, rencananya sekitar 1.200 monyet akan diekspor dari DIY. Dari jumlah itu, sekitar 60 - 70 persen, atau 360-840 monyet, dari Gunungkidul. "Kami hanya mengajukan permohonan. Untuk yang menangkap dan mengekspor nanti melalui perusahaan yang punya izin ekspor. Perusahaan itu punya kuota 20 ribu ekor per empat tahun," ucapnya.
 
Selain ekspor monyet, upaya mengurangi konflik itu juga lewat budidaya buah atau sayuran lokal yang jadi pakan monyet ekor panjang. Langkah ini sudah ditempuh di Suaka Margasatwa Paliyan. Sayangnya upaya ini justru dirusak oleh manusia sendiri karena dahan tanaman pakan itu sering dipotong warga setempat.
793