Jayapura, Gatra.com  -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengantongi sejumlah nama aktor penggerak pendemo anarkis di Kota Jayapura. Kata Tito, tiga kelompok ikut menjadi dalang rusuh di Kota Jayapura, yakni United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

ULMWP dan KNPB ikut menciptakan hoaks. "Jaringan cyber yang kami miliki sudah mendeteksi, siapa saja yang memproduksi hoaks di Papua," jelas Tito, usai menjenguk 3 polisi korban rusuh Papua yang dirawat di RS Bhayangkara, Kamis (5/9). Tito menyebutkan Benny Wenda ikut menciptakan rusuh di Papua yang sengaja dibuat untuk agenda rapat komisi HAM PBB di Jenewa pada 9 September mendatang.

"Rusuh di Papua sengaja dibuat, untuk membawa nama Papua naik di dalam sidang itu. Saya tetapa akan kejar kelompok ini. Mereka telah mengorbankan orang lain dalam aksinya. Jika kelompok ini tak ditindak dengan hukum, maka aksinya akan terus berlanjut," jelasnya.

Selain itu, pada 23-24 September juga terdapat  sidang Majelis Umum PBB yang akan diikuti oleh semua negara untuk menyampaikan pandangan. Tapi tak ada agenda mengenai Papua. Kami melihat ada beberapa negara yang sengaja didekati untuk mengangkat isu Papua. Supaya Papua terangkat, maka KNPB dan ULMWP bikin rusuh di Papua, ujarnya.

Pasca rusuh di Kota Jayapura, polisi telah menetapkan 33 orang tersangka dari sebelumnya hanya 28 tersangka. Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis yakni pasal 170 KUHP, kemudian pencurian dengan kekerasan Pasal 365 KUHP, 187 KUHP yakni pembakaran dan Pasal 160 KUHP menghasut orang, serta melakukan perbuatan melawan hukum dengan senjata tajam Pasal 12 UU darurat.