Jakarta, Gatra.com - Polisi menduga para aktor intelektual yang menyebabkan kerusuhan di Papua dan Papua Barat menyasar agenda internasional untuk menyuarakan keinginan mereka. Berkaitan dengan itu Polri masih melakukan pendalaman dan pemetaan terhadap aktor intelektual tersebut. Pihak yang mendesain kerusuhan ini disebut tidak hanya ada di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

"Targetnya mereka tetap agenda internasional menjadi perhatian dari kelompok tersebut, September akan dilaksanakan sidang HAM di Jenewa. 23-24 September ada sidang umum PBB di New York," Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Kantornya, Jumat (6/9).

Dedi melanjutkan pada agenda-agenda tersebut mereka akan memunculkan mengenai isu-isu yang berkaitan dengan Papua. "Agenda setting itulah yang akan mereka desain untuk memunculkan isu-isu Papua, kerusuhan, isu rasisme, itu diangkat kelompok tersebut," kata Dedi.

Meski bagitu, Polri merasa bahwa pihaknya tidak perlu terburu-buru untuk menghadapi permasalahan ini. Polisi akan tetap berhati-hati dalam mendalami kasus ini. "Proses penyidikan betul-betul dilakukan secara berhati-hati sesuai fakta hukum dan tentunya gak sendiri, melibatkan stakeholder terkait seperti Kemenlu, dan berbagai macam pihak yang mendukung terhadap penegakan hukum," pungkas Dedi.