Home Ekonomi Resesi Mengancam, KPPU: Praktek Bisnis Tak Sehat Meningkat

Resesi Mengancam, KPPU: Praktek Bisnis Tak Sehat Meningkat

Jakarta, Gatra.com - Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Guntur Syahputra Saragih menduga praktek bisnis tidak sehat akan meningkat seiring perekonomian global yang terancam resesi.
 
"Resesi pasti ada pukulan bagi para pelaku usaha. Bisa jadi ada kesulitan untuk berkembang. Ada beberapa modus pelaku usaha tidak sehat untuk survive (bertahan)," ujarnya dalam Forum Jurnalis KPPU, Senin (9/9) di Jakarta.
 
Guntur berpendapat hal ini disebabkan pangsa pasar yang akan semakin kecil ketika terjadi krisis dan resesi, sedangkan perusahaan harus tetap eksis. Hal ini menimbulkan persaingan bisnis yang tidak sehat.
 
"Terutama pelaku-pelaku usaha yg punya posisi dominan. Orientasinya masih perdagangan inteenasional. Ketika resesi orientasi bisnis masuk ke dalam negeri," tuturnya.
 
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Muhammad Nawir Messi memperkirakan krisis ekonomi paling cepat akan terjadi pada tahun 2020.
 
"Dampaknya ke negara-negara pengekspor besar, negara-negara yang sangat tergantung kepada ekspor dan investasi. Itu dalam. Kita tidak, karena pertumbuhan ekonomi kita 65-68% dari konsumsi rumah tangga," jelasnya kepada Gatra.com, Senin (9/9).
 
Nawir berpendapat resesi akan berdampak kuat bagi Indonesia apabila terjadi arus modal keluar (capital outflow) dana asing dalam surat-surat berharga dalam jumlah besar.
 
"Hal yang perlu disiapkan mengantisipasi itu adalah tetap memeberikan confidence (kepercayaan diri) kepada investor baik portfolio (surat berharga) mauput direct (riil), sehingga tidak terjadi krisis (di Indonesia)," ungkapnya.
242