Home Politik SBY Ulang Tahun dan Pidato Kontemplasi Menggugah Kemajemukan

SBY Ulang Tahun dan Pidato Kontemplasi Menggugah Kemajemukan

Jakarta, Gatra.com - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar pidato kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9), sekaligus bertepatan dengan hari ulang tahunya. Dalam pidatonya, SBY mengharapkan Indonesia menjadi sebuah bangsa dan negara yang baik, dengan masyarakat yang baik pula.

"Bagaimana masyarakat yang baik dapat kita hadirkan. Kita tahu, masyarakat dan bangsa Indonesia amat majemuk. Majemuk dari segi identitas, misalnya berbeda agama, suku, etnis dan kedaerahan. Juga mejemuk dari segi paham dan aliran, baik politik maupun ideologi, serta dari segi strata sosial-ekonomi," katanya, di Pendopo Puri Cikeas, Senin (9/9).

SBY menambahkan, berdasarkan sejarah yang ada, kemajemukan merupakan sebuah anugerah kekayaan dan kekuatan. Namun di sisi lain, adalah kerawanan, sumber konflik, dan juga kelemahan.

"Karenanya, tak ada resep ajaib untuk menjaga persatuan dan kerukunan, kecuali secara sadar kita memperkuat dua nilai fundamental dan kemudian menjalankannya dengan sungguh-sungguh," ujarnya.

Oleh karenanya, dua nilai fundamental yang disebutkan SBY yakni kasih sayang dan persaudaraan harus terus diperkuat. Menurutnya, belakangan ini dua nilai fundamental itu mulai melemah.

"Terus terang, tahun-tahun terakhir ini kasih sayang dan rasa persaudaraan ini melemah, sementara kebencian, jarak dan permusuhan di antara komponen bangsa yang berbeda identias menguat," katanya.

Sebab itu, SBY mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menghentikan dan membalikkan hal itu. Menurutnya, jarak dan permusuhan akibat perbedaan identitas dapat membahayakan bangsa.

"Ini lampu kuning. Ini sebuah fenomena dan arus buruk yang membahayakan masyarakat dan bangsa kita. Kita semua, harus mengambil tanggung jawab untuk menghentikan dan membalikkan fenomena dan arus yang salah ini, Untuk selanjutnya kembali ke arah yang benar," katanya.

112