Home Internasional Perundingan Damai AS-Taliban Terancam Gagal

Perundingan Damai AS-Taliban Terancam Gagal

Washington, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan, pembicaraan damai antara AS dan Taliban sudah "mati", setelah pihaknya membatalkan pertemuan dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan para pemimpin Taliban yang rencananya akan dilakukan pada hari Minggu lalu (8/9).

Trump membatalkan pembicaraan dengan Taliban yang rencananya dilakukan di Camp David, Maryland, setelah serangan yang dilakukan Taliban pekan lalu yang menewaskan seorang tentara AS.

Baca juga: Taliban Ancam Trump yang Batalkan Perundingan Damai

"Mereka mati. Mereka sudah mati. Sejauh yang saya ketahui, mereka sudah mati," kata Trump kepada wartawan, dilansir Reuters, Selasa (10/9).

Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie, mengatakan, militer AS bakal meningkatkan operasi di Afghanistan untuk melawan peningkatan serangan Taliban.

Bagi McKenzie, Taliban telah bertindak "berlebihan dengan AS" di tengah upaya negosiasi damai mereka, namun Taliban justru memberondong serangan di ibu kota Kabul, hingga menjatuhkan korban jiwa, termasuk seorang tentara AS.

“AS tentu tidak akan duduk diam dan membiarkan mereka melakukan serangan yang mereka anggap sebagai upaya untuk meraih kemenangan. Itu tidak akan terjadi," ujar McKenzie.

Sementara itu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, yang absen dari negosiasi berbulan-bulan antara pejabat AS dan perwakilan Taliban, justru sangat curiga terhadap perundingan tersebut.

"Perdamaian tanpa gencatan senjata tidak mungkin," kata Ghani.

Baca juga: Perundingan AS-Taliban Berakhir Tanpa Kesepakatan

Ketegangan yang meningkat di tanah di Afghanistan menambah ketidakpastian pasukan AS di negara itu. Mereka seolah sedang menunggu perintah Trump untuk mundur atau melakukan serangan ke kelompok militan Taliban. Beberapa waktu lalu, Trump mengatakan, ingin menarik sekitar 8.600 pasukan AS di Afghanistan.

Di tengah ketidakpastian ini, Taliban justru mengancam AS dan mengatakan pada hari Minggu kemarin, akan lebih banyak nyawa orang AS yang hilang jika Trump memutuskan untuk membatalkan pembicaraan damai.

71