Kerinci, Gatra.com – Gunung Kerinci, merupakan satu di antara banyak gunung dengan jalur pendakian paling ekstrem di Indonesia. Sehingga tidak salah, banyak pendaki mengatakan gunung berapi tertinggi di Indonesia ini, menjadi tempat wisudanya para pendaki. Istilahnya, belum disebut pendaki sejati, jika belum menaklukkan Gunung Kerinci.

Tidak jarang terdengar kabar ada pendaki Gunung Kerinci yang hilang tanpa jejak, meninggal dunia, atau juga mengalami cedera.

Terlebih, gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatra Barat ini, selalu ramai dikunjungi. Dengan kondisi tersebut, tentu dibutuhkan kesiapan petugas untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sehingga tidak jatuh korban yang lebih banyak lagi.

“Kami selalu siap 24 jam untuk menjaga pendaki Gunung Kerinci. Bahkan petugas rela mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan para pendaki,” kata Kepala Resort Kerinci Utara, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS), Eva Rizal Mirza, Rabu (11/9).

Baca Juga: Empat Pendaki Asal Aceh Nyasar di Gunung Kerinci

Dalam keadaan darurat, lanjutnya, penyelamatan para pendaki yang mengalami masalah tidak bisa ditunda. Kapan pun dibutuhkan, suka tidak suka petugas harus segera memberikan pertolongan.

“Kadang siang, subuh, dan tengah malam petugas kita terpaksa melakukan pendakian, hanya untuk memastikan pendaki selamat,” ucapnya.

Tidak sedikit petugas yang cedera, patah tulang, kelelahan, dan menderita sakit, saat membantu mengevakuasi para korban.

“Makanya kami selalu meminta kepada para pendaki, untuk mematuhi prosedur yang telah ditetapkan, sehingga tidak mengalami hal yang tidak diinginkan selama melakukan pendakian,” kata Eva.