Home Internasional Rayakan Kemerdekaan Malaysia, Dubes Apresiasi Indonesia

Rayakan Kemerdekaan Malaysia, Dubes Apresiasi Indonesia

Jakarta, Gatra.com – Tahun ini Malaysia merayakan hari kemerdekaan ke-62. Hari Kemerdekaan Malaysia jatuh pada 31 Agustus tiap tahunnya. Tapi, Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Jakarta melangsungkan perayaannya pada Rabu malam (11/9).

“Dalam waktu yang sama, hubungan bilateral Malaysia dan Indonesia telah mencapai 62 tahun lamanya. Sepanjang tempoh ini, ia dilakar penuh warna-warni. Namun, jika dilihat jauh dalam lipatan sejarah, kedua negara kita telah bersaudara sejak berkurun lamanya. Satu hubungan persaudaraan yang dianggap tiada permulaan dan tiada pengakhirannya,” ucap Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Zainal Abidin Bakar di Jakarta, Rabu (11/9).

Dubes lantas mengutip pernyataan ulama besar Buya Hamka, dimana suatu persahabatan adalah untuk memperluas tujuan hidup, saling mendekatkan satu jiwa dengan jiwa yang lain, yang memiliki kecocokan dalam sejumlah hal, sehingga dapat hidup damai. Kecocokan yang disorot Dubes adalah kesamaan Malaysia dan Indonesia dalam aspek kultural hingga ekonomi.

Sebelumnya, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sudah melakukan kunjungan resmi ke Kuala Lumpur. Sebaliknya, Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong XVI, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatauddin Al Mustafa Billah Shah juga telah mengunjungi Indonesia pada akhir Agustus lalu.

“Kita baru saja melewati Agustus yang penuh historis. Kunjungan-kunjungan ini merupakan simbol dan membawa pesan persahabatan dan persaudaraan,” sebut Zainal kemudian.

Mewakili pemerintah RI, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menyampaikan ucapan selamat atas perayaan kemerdekaan Malaysia.

“Hubungan akrab terus terjalin. Malaysia tetangga terdekat kita dan punya banyak kesamaan dengan kita. Sejak ada hubungan diplomatik pada 1949, keduanya menikmati hubungan saling menguntungkan,” sebut Eko.

Dia mengingatkan bahwa kedua negara juga tengah menghadapi tantangan bonus demografi yang sama. Oleh karena itu diharapkan hal ini bisa diatur sedemikian rupa agar tak menjadi beban, demi mewujudkan Industri 4.0. Salah satunya dengan pelatihan dan pertukaran ilmu pengetahuan antara kedua negara.

 

469