Home Ekonomi Laku Semar Melindungi Usaha Mikro dari Cekikan Lintah Darat

Laku Semar Melindungi Usaha Mikro dari Cekikan Lintah Darat

Purwokerto, Gatra.com - Sektor perbankan dan lembaga keuangan diimbau lebih aktif membuka akses keuangan kepada sektor mikro. Hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatif kreditur informal atau rentenir atawa lintah darat. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto, Sumarlan mengatakan, saat ini masih banyak pelaku usaha mikro yang terjerat rentenir dengan beban bunga yang mencekik.

Sumarlan menghimbau agar lembaga keuangan lebih aktif lagi membuka akses keuangan kepada sektor mikro. Sebab, dalam catatan OJK Purwokerto pada semester pertama 2019, terlihat fungsi intermediasi bank menurun, jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Loan Deposit Ratio (LDR) tercermin hanya 94,80 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 97,33 persen," paparnya, Kamis (12/9).

Dia mengatakan, untuk memperluas jangkauan kredit bagi pelaku usaha mikro, OJK telah mengukuhkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Di wilayah karesidenan Banyumas terdapat 10 LKM yang sudah dikukuhkan. Hasilnya, penyaluran kredit mulai tumbuh sebesar 47,31 persen menjadi Rp28,36 miliar dari sebelumnya sebesar Rp15,71 Miliar atau sekitar 34,40 persen. Adapun jasa produk pembiayaan yang dapat diakses oleh masyarakat produktif untuk mendorong pertumbuhan usaha diantaranya, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Mitra Jateng 25, Pembiayaan Ultra Mikro (UMI).

"UMI merupakan layanan pinjaman untuk sektor mikro yang tidak terjangkau oleh bank, pinjaman maksimal Rp10 juta," jelasnya. Selain itu ada pula Layanan Keuangan Sebagai Upaya Memberantas Rentenir (Laku Semar). Layanan ini memiliki plafon kredit mulai Rp100.000 hingga Rp300.000.

"Di Kabupaten Banyumas penyaluran Laku Semar mencapai Rp4,89 miliar dengan nasabah sebanyak 1.851 orang. Sedangkan di Karesidenan Banyumas penyaluran kredit Laku Semar mencapai Rp12 miliar dengan total nasabah 5000 orang," katanya.

Produk yang terakhir ada KCA Prima dari Pegadaian Persero. Dengan pinjaman mulai Rp50.000 hingga Rp500.000 tanpa agunnan, dengan tenor jangka pendek mulai 1 hari hingga 60 hari, dan biaya administrasi hanya Rp2000.

Sementara itu Kepala Pemasaran BPR BKK Purwokerto Asmo mengungkapkan, BPR BKK memiliki produk Kredit Mikro BKK, dengan nilai pinjaman maksimal Rp1 juta. Hingga saat ini sudah tercapai pencairan sebanyak Rp3 miliar rupiah.

"BPR BKK selama ini fokus pada pembiayaan pedagang di pasar pasar tradisional, sehingga jasa produk kredit tersebut sangat efektif membrantas peran rentenir, mengingat Kredit Mikro BKK lebih kompetitif dengan bunga murah dan tidak memberatkan," kata dia.

880