Home Milenial Kemenag Siap Gelar Kompetisi Sains Madrasah ke-8

Kemenag Siap Gelar Kompetisi Sains Madrasah ke-8

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementeraian Agama (Kemenag) siap menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-8 yang akan diikuti oleh 550 siswa dari 34 provinsi di Indonesia. Ajang ini pertama kali dilaksanakan pada 2012 lalu.

"Ini adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak 2012. Ini salah puncak dari kompetisi yang sudah diadakan di daerah, di provinsi dan kabupaten," kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, saat ditemui di kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (13/9).

Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar, mengungkapkan, dari total 550 siswa yang akan mengikuti kompetisi pada 16-21 September di Manado, itu tidak hanya terdiri dari siswa madrasah. Melainkan juga dari sekolah-sekolah umum di berbagai daerah di Indonesia.

Sebelumnya, kata Kamaruddin, peserta kompetisi telah dipilih terlebih dahulu dari jumlah siswa yang mendaftar sebanyak 146.000 siswa. Dari situ, dipilih dua kategori peserta kompetisi yakni peserta yang terdaftar sebagai peringkat I dan peringkat 16 besar di sekolahnya masing-masing.

"Jadi kita berusaha imbang di sini. Jadi kita ajak juga anak-anak dari umum. Sekitar 20% jumlah siswa umum yang ikut kali ini. Ini kita adakan supaya kita juga memberikan peluang bagi anak madrasah untuk bersaing dengan anak-anak umum," ujar Umar.

Adapun mata pelajaran yang akan diujikan nantinya bukanlah sains murni, melainkan ilmu sains yang telah diintegrasikan dengan ilmu agama. Untuk membuat soal ujian, Kamaruddin menyampaikan, pihaknya menggandeng sejumlah perguruan tinggi favorit, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), UIN Malang, dan masih banyak lagi.

Pihak perguruan tingggi tersebut digandeng untuk mematangkan soal-soal di bidang sains. Sedangkan untuk menyinergikan soal dengan pendidikan agama, Kemenag menggandeng ahli-ahli agama untuk ikut terlibat dalam pembuatan soal.

"Kami ingin agar nantinya dapat lahir anak-anak yang kemudian menjadi saintist yang moderat, bukan saintist yang liberal. Atau melahirkan anak-anak yang kemudian menjadi ahli agama yang moderat, bukan agamis yang ekstrimis," tandasnya.

192