Home Gaya Hidup Festival Lamaholot Bangkitkan Rasa Cinta Budaya Leluhur

Festival Lamaholot Bangkitkan Rasa Cinta Budaya Leluhur

Adonara, Gatra.com - Bupati Flores Timur Antonius Hadjon mengingatkan agar masyarakat terus berupaya menumbuhkan kembali budaya Lamaholot dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, dengan perkembangan zaman yang kian pesat, banyak budaya Lamaholot telah dilupakan.

Untuk itu saya harapkan agar kita bersama menggali dan melestarikan kembali, baik dalam adat-istiadat, pola hidup, cara berpakaian, dan lainnya, kata Bupati Antonius Hadjon dalam arahannya pada acara lanjutan hari keempat Festival Lamaholot di Dusun Onge Desa Kiwangona, Kecamatan Adonara Timur, Sabtu malam (14/9).

Lebih lanjut Bupati Antonius Hadjon kembali mengapresiasi pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang begitu peduli terhadap budaya Flores Timur sehingga memasukan Festival Lamaholot dalam 20 titik platform Indonesiana.

"Saya atas nama masyarakat Flores Timur mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pak Menteri Pendidikan. Ini karena festival tahunan Lamaholot Flores Timur dimasukkan dalam 20 titik platform Indonesiana untuk kedua kalinya kedua 2019 ini," jelas Antonius.

Dia mengatakan, berlangsungnya Festival Lamaholot yang juga ikut dimotori pihak kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ini merupakan salah satu cara dalam membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat Lamaholot terhadap budaya.

Bupati Flores Timur, Antonius Hadjon, Wabup Agus Boli dan Raja Larantuka, Don Mus Diaz Viera Ginggodino ( pakai destar) disambut secara adat Adonara dengan  Tuak / arak putih (GATRA/Antonius Un Taolin/tss)

"Dalam festival ini banyak seni budaya peninggalan leluhur yang telah lama dilupakan ditampilkan kembali. Namun hal itu hanya diatraksikan oleh orangorang tua. Banyak anak anak muda bahkan baru pertama kali menyaksikan ini. Ke depan nanti kami akan upayakan untuk kembali dimasyarakatkan. Jadi setiap acara baik adat dan kenegaraan kami upayakan untuk ikut ditampilkan," ujar Antoniuis.

Untuk mewujudkan kembali pelestarian itu jelas Antonius Hadjon, akan diupayakan melalui anak -anak sekolah. Misalnya permainan Kote (gasing), yang sudah lama menghilang kembali ditampilkan di Desa Bantala, Lewolema. Juga permainan tumbuk padi sambil menyanyi dan menari.

"Ini budaya - budaya langka peninggalan leluhur. Jika diterus dikembangkan dan dilestarikan tentu akan menjadi daya tarik dalam program pariwisata yang menjadi lokomotif pembangunan," ujar Antonius.

Dia menyebutkan soal pelestarian budaya di Flores Timur sebagian sudah mulai dilaksanakan. Seperti adanya Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 49 Tahun 2017 Tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Flores Timur.

Dalam Perbup itu semua mewajibkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan pakaian adat pada setiap hari Senin pertama dalam bulan dan setiap hari Kamis. "Selain itu,di lingkungan sekolah pun sudah diwajibkan mengenakan seragam bermotif daerah," ujarnya.

Pagelaran Festival Seni dan Budaya Lamaholot Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT yang memasuki hari keempat cukup meriah. Jika di Desa Bantala, kecamatan Lewolema dinamakan Nubun Tawa, kali dilanjutkan di Pulau Adonara dengan nama Nusa Tadon.

Perjalanan dari Larantuka menuju Pulau Adonara dengan KM Arkona, sepanjang pelayaran dihibur oleh sanggar musik Geleda Watunerin Pulau Solor. Tiba di gerbang Desa Kiwangona disambut Adat Adonara dan diiringi tarian daerah, Namang. Acara diawali sekapur sirih, arahan Bupati Flores Timur Antonius Hadjon.

Dilanjutkan dengan atraksi titi jagung dan minum tuak dan sopi Adonara. Lalu atraksi silat kampung, Lamahala, Lewobunga. Acara dilanjutkan hari ini Ahad (15/9) dan akan ditutup malam ini pukul 22.30 WITA.

1916