Home Ekonomi Destinasi Super Prioritas, Modal Bangkitnya Wisata RI 2020

Destinasi Super Prioritas, Modal Bangkitnya Wisata RI 2020

Kulonprogo, Gatra.com - Kementerian Pariwisata menjadikan tahun depan sebagai tonggak sejarah kebangkitan dunia pariwisata Indonesia. Kehadiran lima destinasi super prioritas (DSP) yang ditargetkan selesai pada 2020 menjadi modal utama.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Parisiwata Prioritas Hiramsyah S Thaib usai menghadiri focus group discussion (FGD) ‘Meraih 1 Juta Wisman ke DSP Borobudur Melalui Pengembangan Aksesibilitas Bandara Internasional Yogyakarta (BIY)’ di lantai dua BIY, Kulonprogo, Rabu (18/9).

“Presiden Joko Widodo empat tahun terakhir fokus pada pembangunan tiga dari sembilan (aspek) pariwisata Indonesia yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Tahun depan adalah periode take off pariwisata kita,” kata Thaib kepada Gatra.com.

Ia lantas mencontohkan DSP Danau Toba dengan kehadiran Bandara Silangit mampu meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Selama tiga tahun, turis luar negeri meingkat dari sekitar 90.000 orang menjadi  420.000 orang per tahun.

Selain itu, kata Thaib, DSP Labuan Bajo pun kini menjadi tujuan wisata kedua favorit setelah Bali. Adapun DSP Mandalika pada 2020-2021 menjadi tuan rumah gelaran balap motor MotoGP yang akan menjadi penyumbang terbesar wisman.

“Ini belum lagi Likupang, Sulawesi Utara, yang baru ditetapkan sebagai DSP pada Juli lalu, telah mampu meningkat hampir 200 persen jumlah kunjungan wismannya. Sedangkan DSP Borobudur kami targetkan 1 juta wisman,” katanya.

Karena itu, sesuai intruksi Presiden Joko Widodo, seluruh infrastruktur yang menjadi fondasi aksesibilitas dan amenitas ke destinasi wisata harus selesai. Apalagi pemerintah telah menaikkan anggaran untuk 10 destinasi "Bali Baru" dari semula Rp1,6 trilliun menjadi Rp9,3 trilliun.

“Pemerintah juga mendorong digital tourism untuk menggaet lebih banyak wisatawan milenial yang saat ini mencapai 50 persen dari total wisatawan dunia,” katanya.

Bukan hanya itu, deregulasi peraturan investasi hingga 72 undang-undang dianggap akan mampu menarik investor dan menanamkan modalnya lebih besar di bidang perhotelan. Dengan begitu, banyak pekerja lokal juga terserap.

“Kami pastikan dengan meningkatnya jumlah wisman, maka tingkat okupansi hotel akan tumbuh mencapai 80-90 persen. Kondisi ini tentu akan menarik minat investor menanamkan modalnya di bidang akomodasi, terutama home stay,” katanya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) Faik Fahmi menyatakan siap mendukung tercapainya satu juta wisman ke DSP Borobudur melalui BIY. AP I menyediakan beberapa program insentif, antara lain gratis biaya pendaratan (landing fee) selama enam bulan pertama, pembebasan landing fee 50 persen di enam bulan berikutnya, dan bebas biaya promosi dan inaugurasi maskapai selama satu bulan.

"Kami optimistis sinergi yang baik dari berbagai pihak, khususnya pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maskapai, dan didukung oleh aksesibilitas yang memadai, BIY akan mampu menjadi pintu gerbang internasional bagi kedatangan satu juta wisman menuju destinasi unggulan Borobudur," ujar Faik.

 

273