Home Kesehatan Lada Kaya Manfaat Kesehatan, Namun Jarang Dimanfaatkan

Lada Kaya Manfaat Kesehatan, Namun Jarang Dimanfaatkan

Jakarta, Gatra.com - Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (IPB), Irmanida Batubara menjelaskan bahwa lada memiliki segudang manfaat kesehatan karena berbagai senyawa yang dikandungnya.

"Bekum banyak dari manfaat (kesehatan) yang direport (dilaporkan) ini dijadikan produk, sehingga kita bisa punya banyak ide dari manfaat-manfaat ini," ungkapnya dalam Forum Diskusi Hari Lada 2019 di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (18/9).

Ia menambahkan, lada memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 1-2,5% dan memiliki senyawa piperin sebagai penciri yang banyak memiliki khasiat.

Menurut Irmanida lada mengandung 19 senyawa antiinflamasi, 12 antimikroba, 9 antiproliferasi/antitumor, 9 antioksida, 5 antifungi, 3 biosida (biopestisida), 2 antihiperlipidemia (lemak darah tinggi), 2 analgesik.

Bahkan, lada juga memiliki satu sanyawa antiaging (penuaan), antiviral (virus), anti TBC, antimutagenik (kanker), neuroprotektif, antihiperglikemik (gula darah tinggi), antitermite (rayap), antiartesklerosis (penumpukan lemak dan kolestrol dalam pembuluh arteri), antifertility (kesuburan), dan antiosteoporosis (pengapuran).

"Paling banyak anti inflamasi atau pembengkakan. Banyak sekali penyakit pembengkakan sepeti jerawat, asam urat, dan sebagainya. Penyakitnya umum. Kedua, anti mikrobanya tinggi. Sering sekali makanan ditambah lada agar mikrobanya berkurang, sekian untuk rasa" tuturnya

Irmanida mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penelitian untuk mengembangkan obat kumur (mouthwash) berbahan dasar piperin dari minyak atsiri lada. "Kenapa kita ke arah mouthwash karena piperin punya antioksidan dan antimikroba. Mikroba yang menumpuk dan mengeras akan menjadi plak (karang gigi)," tutur peneliti di Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB tersebut.

Namun, Ia mengaku hasil penelitian tersebut masih belum dikomersialisasikan. "Ini sudah ada datanya. Kenapa nggak dikembangkan? Industrinya harus ada dulu karena saya tidak pintar jualan. Kebahagiaan saya meneliti," ujarnya.

Irmanida menambahkan efektivitasnya akan lebih tinggi apabila minyak atsiri lada dicampur dengan obat kumur yang sudah ada. "Cara menjualnya dibandingkan dengan chemicals (senyawa kimia) di dalamnya. Kalau mau cari lafa anti mikrob ke mana? Kalau cari lada apa kemana? Itu kekhasan lada kita," paparnya.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ari Satria menekankan pentingnya mempromosikan dan menyosialisasikan kelebihan lada-lada dari Indonesia. Ia pun berharap adanya koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan akademisi dalam upaya hilirisasi lada.

"Mungkin kalau kita bekerjasama dengan akadmesi, banyak manfaat bagi kita. Kita bisa mengcreate demand (menciptakan permintaan) tersebut," terangnya.

361