Home Gaya Hidup Jika Tak Dikawinkan, Badak Sumatera Akan Punah 10 Tahun Lagi

Jika Tak Dikawinkan, Badak Sumatera Akan Punah 10 Tahun Lagi

 

Jakarta, Gatra.com- Pakar Badak dari Sumatran Rhino Rescue Alliance (SRRA), drh Kurnia Octaviani menuturkan, Badak Sumatera terancam punah dalam 10 tahun ke depan apabila tidak ada upaya penyelamatan yang serius dari berbagai pihak.

"Sangat mendesak, karena kita berkejaran dengan waktu. Kalau kita tidak melakukan usaha yang progresif, inovatif, dan efektif, kita bisa kehilangan Badak Sumatera kurang dari 10 tahun," ujar Kurnia kepada Gatra.com saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (20/9).

Saat ini, menurut data SRRA, jumlah Badak Sumatera yang tersisa di seluruh Indonesia tidak lebih dari 80 ekor. Jumlah ini tersebar di Aceh, Lampung, dan Kalimantan Timur.

"Kalau bicara populasi pasti belum bisa. Prediksinya badak sumatera di Sumatera dan Kalimantan tidak lebih dari 80," terang Perwakilan SRRA Anwar Purwoto.

Saat ini, Badak Sumatera menjadi perhatian internasional karena dalam kondisi kritis. Hampir punah menyusul jenis badak lain seperti Badak Putih Afrika.  "Secara internasional Badak Sumatera sudah masuk satwa yang sangat kritis dan harus dilindungi. Artinya, kalau tidak dilindungi dan dikembangbiakkan akan punah," ucap Anwar.

Meski demikian, upaya penyelamatan dan pengembangbiakan Badak Sumatera ternyata tidak mudah. Selain menjadi incaran pemburu untuk diambil culanya, Badak Sumatera termasuk satwa yang relatif sulit bereproduksi. 

"Hal yang kita lihat, tidak setiap waktu betina sehat. [Apabila] terlalu lama tidak kawin, [akan] ada masalah di reproduksinya semisal kista. Berbeda dengan manusia, kalau manusia ada menstruasi. [Bahayanya], kalau badak betina tidak segera dibuahi maka akan muncul masalah," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Widodo S Ramono.

Selain itu, habitat Badak Sumatera terletak di dataran rendah. Lokasi ini terancam oleh perluasan area produksi maupun properti manusia yang bisa menghilangkan habitat Badak Sumatera.

"Badak adalah satwa yang menapak di kakinya, bukan dengan kukunya, sehingga hidup di dataran rendah. Badak juga perlu air untuk berkubang, mandi, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dataran yang ada air. Persoalannya, dataran itu sudah dipakai orang, sangat sempit habitatnya," ucap Widodo.

Semakin berkurangnya habitat Badak Sumatera, kata Widodo, ditambah sifatnya yang menyendiri. Tidak bersosialisasi dengan lawan jenis membuat badak terisolir dan tidak kawin, bermasalah dalam reproduksi, sehingga mengakibatkan kematian dan kepunahan dalam waktu dekat.

759