Home Kesehatan UI Kukuhkan Dua Profesor Fakultas Kedokteran

UI Kukuhkan Dua Profesor Fakultas Kedokteran

Jakarta, Gatra.com - Universitas Indonesia (UI) telah kukuhkan dua Profesor Fakultas Kedokteran (FKUI) atas nama Prof. Dr. dr. Lucky Aziza Bawazier, SpPD-KGH yang menjadi guru besar dengan kepakaran penyakit ginjal dan hipertensi, serta Prof DR.rer.physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi yang menjadi guru besar dengan kepakaran bidang biokimia dan biologi molekuler. Upacara pengukuhan dipimpin oleh Rektor UI  Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis di Aula IMERI FKUI, Kampus Salemba, Sabtu (21/9).

Prof. Lucky menyampaikan pidato pengukuhan bertajuk "Tantangan Deteksi Dini Hipertensi dan Penyakit Ginjal Kronis Saat Ini di Indonesia". Dalam pidatonya ia menyampaikan, dalam penelitian terakhir ini penetapan batas seseorang mengidap hipertensi menjadi lebih ketat, yaitu tekanan darah atas >130 dan tekanan darah bawah >80 mmHg.

Alasan ditetapkannya ambang tekanan darah tinggi menjadi lebih rendah karena sangat banyak komplikasi yang disebabkam hipertensi seperti stroke, sesak nafas karena serangan jantung atau gagal jantung, serta gagal ginjal.

Menurut Prof. Lucky, gagal ginjal merupakan salah satu komplikasi dari hipertensi yang berlangsung dalam jangka panjang dan tak terkontrol. "Hal tersebut sebetulnya bisa dikontrol dengan gaya hidup sehat dan obat-obatan," kata Lucky dalam pidato.

Deteksi penyakit tersebut sangat penting sejak dini pada usia dewasa muda yaitu 18-25 tahun. Ia berharap pihak terkait seperti Kemenkes bisa mendeteksi dini gagal ginjal dan hipertensi sedini mungkin agar bisa mencegah komplikasi lebih awal.

Prof. DR.rer.physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi yang menjadi Guru Besar dengan kepakaran bidang biokimia dan biologi molekuler. (GATRA/Novrizaldi/re1)

Sementara itu, Prof.dr. Septelia Inawati Wanandi menyampaikan pidato pengukuhan bertajuk, "Terobosan Kesiapan Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler di Indonesia pada Era Globalisasi: Menyibak Tabir Sel Punca Kanker untuk Target Deteksi dan Terapi Kanker."

Grup Riset Sel Punca Kanker (SPK) telah berhasil mengungkapkan keberadaan dan peran SPK serta faktor yang memengaruhi keganasan SPK. Menurut Perempuan yang disapa Prof. Ina, SPK ini merupakan penyebab resistensi terapi, tetapi juga membuat kekambuhan progresi kanker.

Salah satu yang paling sering ditemukan adalah SPK pada kanker payudara. Prof. Ina akan mengembangkan penetlitian terapan dan pengembangan metode deteksi dan pengendalian dengan terapi khususnya pada SPK Payudara.

"Model pengendalian sel punca kanker ini merupakan suatu model terobosan kesiap terapan ilmu biomedik, khususnya biokimia dan biologi molekuler di Indonesia dalam era globalisasi," kata Prof. Ina dalam pidatonya.

4662