Jakarta, Gatra.com - Ahli Gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Dr. Marudut Sitompul menyatakan protein hewani, salah satunya susu sebagai salah satu yang dapat menekan angka stunting pada anak Indonesia. Namun, sayangnya, anak Indonesia baru mengonsumsi susu di atas usia satu tahun yang seharusnya sudah diminum oleh anak sejak enam bulan pertama.

"Susu adalah paling erat hubungannya dengan angka stunting yang rendah karena konsentrasi plasma insulin-like growth factor (IGF-I) dan IGF-IIIGFBP-S yang sangat membawa dampak positif pada anak usia dua tahun berkaitan dengan panjang badan dan asupan susunya. Namun, mengonsumsi susu di atas usia satu tahun, meningkatkan risiko stunting sebanyak empat kali pada anak usia dua tahun," katanya dalam seminar Gizi Untuk Bangsa (GUB) DI Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Sabtu (21/9).

Lanjutnya, anak yang tidak mengonsumsi jenis protein hewani diantaranya telur, daging, dan khususnya susu beresiko lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang mengonsumsinya. Sebab, asupan protein hewani memiliki nilai cerna dan bioavailabilitas paling tinggi dan sam amino esensi lebih lengkap untuk dukung pertumbuhan linear anak-anak.

Sementara itu Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI), Ahmad Syafiq menyatakan masyarakat perlu menyadari pentingnya asupan protein hewani dalam upaya pencegahan stunting. Lanjutnya, pola asupan gizi yang baik menciptakan generasi yang baik.

"Diperlukan analisis dan pendekatan gizi kesehatan masyarakat untuk efektif rancang program yang berbasis evidens dan fokus pada pencegahan. Perlu juga keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dengan pemberdayaan masyarakat dalam upaya penurunan stunting demi generasi yang berkualitas dan berdaya saing," pungkasnya.