Home Kesehatan Kasus Pneumonia di Sumbar Meningkat akibat Asap Karhutla

Kasus Pneumonia di Sumbar Meningkat akibat Asap Karhutla

Padang, Gatra.com - Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan halan (karhutla) di Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan (Sumsel) membawa dampak buruk bagi Sumatra Barat (Sumbar). Jumlah warga yang terserang penyakit infeksi paru-paru (pneumonia) meningkat.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday, mengatakan, saat ini terjadi peningkatan kasus pneumonia. Totalnya di Sumbar pada pekan ke-33, tercatat ada 79 kasus. Kemudian pada minggu ke-36, jumlahnya meningkat menjadi 138 kasus.

Ia menjelaskan, kasus pneumonia ini banyak terjadi di lokasi pencemaran asap yang lebih tinggi. Pasalnya, asap dari karhutla ini mengandung campuran gas, partikel atau particulate matter (PM), dan bahan sejenis zat kimia. Komposisinya, karhutla memasok karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, ozon, sulfur diokasida, dan lainnya.

"Minggu [pekan] ke-33 itu terhitung sejak 11-17 Agustus 2019, dan minggu [pekan] ke-36 sejak 1-7 September 2019," katanya kepada Gatra.com di Padang, Sabtu (21/9).

Lebih lanjut ia menjelaskan, partikel kurang dari 10 pm bisa menembus ke paru-paru. Sebaliknya, ukuran lebih dari 10 pm biasanya tidak bisa masuk ke paru-paru. Kendati demikian, partikel ini bisa mengakibatkan iritasi, hidung, dan sakit di tenggorokan.

Informasi dari Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, menyebutkan, berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara saat ini, masih berada dalam kategori baik dan sedang. Akibatnya, ada peningkatan kasus pneumonia, seperti di Payakumbuh dan Limapuluh Kota.

"Kota Payakumbuh semula empat kasus menjadi 14 kasus dan di Limapuluh Kota dari 5 kasus menjadi 15 kasus. Peningkatan itu mulai dari minggu [pekan] ke-33 hingga minggu [pekan] ke-36," ungkap Merry.

Terkait hal itu, pihaknya juga mengupayakan penyiagaan, di antaranya menyediakan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas. Tujuannya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat terdampak kabut asap.

Selain itu, masyarakat juga diimbau agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Apabila terpaksa ke luar rumah, disarankan untuk memakai masker. Kemudian juga harus mengonsumsi air putih lebih dari kondisi normal.

316