Home Politik Sigi UIN Jakarta, Paparan Radikal Parah, Rektor: Bombastis!

Sigi UIN Jakarta, Paparan Radikal Parah, Rektor: Bombastis!

Tangerang, Gatra.com - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis menyayangkan pemberitaan yang menerpa kampus UIN Jakarta yang, menurut informasi beredar, terpapar radikalisme yang mengerikan. 

"Saya menyayangkan bahwa penggunaan kata seperti bombastis sangat didramatisir sehingga terkesan sudah marak, sudah banyak dan sudah sangat terpapar," ujar Amany di sela-sela forum diskusi soal radikalisme di kampus UIN Jakarta (23/9).
 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, menurut survei UIN Jakarta radikalisme sudah di tingkat mengerikan. “Contohnya, tidak sedikit anak yang disurvei sepakat kalau orang murtad boleh dibunuh,” kata Khofifah saat menghadiri acara Halaqoh Kyai Santri tentang Pencegahan Terorisme di Hotel Grand Syahid Salatiga, Jawa Tengah, pada Sabtu (14/9).

 

Tak hanya kalangan siswa, sejumlah guru dan dosen lanjut Khofifah juga menjadi objek survei. Dan hasilnya, banyak guru dan dosen yang memiliki paham cenderung mengarah pada radikalisme. Sigi tersebut menunjukkan tingginya intoleransi di Indonesia.

Mengenai itu, Amany berujar bahwa penelitian dari berbagai institut atau pusat kajian tidak boleh diambil mentah-mentah, baik itu data presentasenya ataupun temuan-temuan yang dihasilkan. "Lalu kita menganggap ada bahaya atau dalam keadaan berbahaya sehingga harus ada upaya upaya penanganan serius," ujarnya. 
 
"Kami sebagai kampus Islam, jadi takut mau mengembangkan ajaran Islam. Kalau kami percaya bahwa gerakan atau upaya untuk menghidupkan ajaran Islam di kalangan generasi muda adalah meyakinkan seseorang terhadap agamanya sendiri, dan ini bisa dianggap radikal, bagi saya ini tidak benar," imbuhnya. 
 
Bukan berarti, sanggah Amany, di kampus UIN Syarif Hidayatullah terindikasi atau sudah terpapar radikalisme sebagaimana diisukan, apalagi hingga berjumlah besar. Kajian-kajian soal radikalisme harus mendalam dan menyeluruh. Pun harus berasal dari kalangan yang berbeda sehingga dapat memberi masukan yang bermanfaat. "Jangan hanya satu arah," pungkasnya.
15253