Jakarta, Gatra.com- Proyek strategis nasional, yaitu kereta semi cepat Jakarta-Surabaya resmi di tanda tangani oleh pemerintah Indonesia dan Jepang, hari ini (24/9). Penandatanganan ini sebagai awal dari survei resmi yang akan dilakukan pemerintah Indonesia bersama Jepang, guna merealisasikan proyek tersebut.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyambut gembira. "Ini merupakan lompatan bagi layanan perkeretaapian kita. Semoga, apa yang kita lakukan diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa, dan Indonesia bisa mendapatkan yang terbaik," ujarnya dalam Penandatangan Catatan Ringkasan Proyek Revitalisasi Kereta Api Lintas Utara Jawa, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (24/9).
Menhub juga menjelaskan bahwa proyek rencananya akan di bangun pada 2022, bukan 2020. Karena, pada 2020 pemerintah masih perlu melaksanakan berbagai kebutuhan. "Kita membutuhkan pembebasan tanah dan direncanakan pada 2024 itu sudah mulai beroperasi," katanya.
Hal serupa juga disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono. Ia mengatakan bahwa proyek ini merupakan suatu program yang memang harus diselesaikan. "Jadi, ini proyek stategis nasional, dan ini adalah program untuk bisa mempercepat gerak ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan pembukaan lapangan kerja," ucapnya.
Disisi lain, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishi mengatakan bahwa kereta semi cepat, memang sangat diperlukan untuk Indonesia. Terlebih, dengan adanya kemacetan serius yang melanda sejumlah wilayah, khususnya Jakarta. "Seiring dengan pertumbuhan penduduk, alat transport penumpang dalam jumlah besar dalam waktu singkat, memang semakin dibutuhkan," tuturnya.
Diketahui, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan memiliki kecepatan 160 kilo meter (km), dengan waktu tempuh selama lima jam setengah. "Jadi, dengan adanya kesepatakan tersebut, kedua negara sepakat untuk melaksanakan survei awal, dan hari ini kedua belah pihak akan memulai," pungkas Masafumi.
