Home Politik Pakar Kimia: Efek Gas Air Mata Kadaluarsa Justru Berkurang

Pakar Kimia: Efek Gas Air Mata Kadaluarsa Justru Berkurang

Jakarta, Gatra.com - Pakar Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono turut berkomentar terkait penggunaan gas air mata kadaluarsa oleh aparat penegak hukum saat membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa sekitaran Gedung DPR.
 
Agus mengatakan jika gas air mata yang digunakan telah kadaluarsa justru mengurangi efek dari senyawa itu sendiri. Jadi menurutnya salah, jika ada anggapan bahwa gas air mata kadaluarsa, lebih berbahaya dan menyebabkan kematian. 
 
"Kadaluarsa ia akan mengalami proses oksidasi, cuma nggak banyak terjadi oksidasi, efeknya itu menurunkan efektivitas dari gas air mata tersebut," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI ini saat dikonfirmasi, Rabu (25/9). 
 
Lebih lanjut, Agus menjelaskan cara kerja dari gas air mata itu, senyawanya bereaksi terhadap moisture yang ada di mata dan tenggorokan.  Sehingga ada rasa terbakar hingga keluar air mata. Sementara di tenggorokan akan menyebabkan gatal. Namun tak bersifat mematikan.
 
"Jadi hampir tidak ada potensi menyebabkan kematian," katanya. 
 
Namun, Agus menyarankan untuk penderita asma dan permasalahan pernafasan untuk menjauhi kawasan yang berpotensi adanya gas air mata, seperti kawasan kerusuhan. 
 
Sebelumnya Aliansi Masyarakat untuk Keadilan dan Demokrasi (AMUKK) menyebutkan bahwa telah mengantongi bukti aparat menggunakan gas air mata yang telah kadaluarsa untuk membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa sekitaran Gedung DPR.
 
Aktivis HAM, Irine Wardhanie mengatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan bukti selongsong gas Air mata dengan tanda kadaluarsa tahun 2015-2016 di sekitar lokasi bentrok antara mahasiswa dengan aparat.
 
Pihaknya menyebutkan, senyawa kimia pada gas air mata mengalami perubahan yang berdampak buruk dan membahayakannya kesehatan manusia. 
 
"Ada perubahan senyawa kimia yang ada di dalam teargas yang expired salah satunya adalah sianida dan fosgen. fosgen itu adalah senjata kimia, yang digunakan oleh tentara Jerman pada PD 1," tambahnya. 
801