Semarang, Gatra.com - Pakar komunikasi politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Triyono Lukmantoro, menilai langkah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menemui unjuk rasa ribuan mahasiswa, tepat.

Menurutnya, Gubernur menghadapi aksi demonstrasi sangat dibutuhkan karena sebagai kanal untuk menyuarakan tuntutan mereka sampai ke pusat.

“Langkah Ganjar Pranowo ini patut dicontoh dan ditiru para kepala daerah dan pejabat tinggi lainnya,” katanya, Kamis (26/9).

Pernyataan Triyono ini menanggapi langkah Ganjar Pranowo yang menemui ribuan pengunjuk rasa mahasiswa dari berbagai pergurun tinggi di Semarang, menolak pengesahan RUU KPK dan RUU lainnya di Gedung DPRD dan Gubernur Jateng, Selasa 24 September lalu.

Dalam video yang beredar di sejumlah media sosial, tampak Ganjar Pranowo menemui pengunjuk rasa dan mendapat perhatian besar dari kalangan netizen.

Kehadiran Gubernur di tengah aksi massa tersebut, lanjut Triyono, mampu meredam potensi terjadinya kericuhan dan tindakan anarkis.

“Terbukti, setelah Ganjar datang dan menerima aspirasi mahasiswa, para mahasiswa pulang ke kampus masing-masing dengan tertib,” katanya.

“Meski sedikit panas saat merobohkan pintu gerbang Gedung DPRD Jateng, tapi tidak terjadi kericuhan. Secara keseluruhan, demo di Semarang berlangsung damai, tidak seperti daerah lain yang sampai bentrok dengan aparat keamanan,” tambah Triyono.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip ini, menyatakan, kebanyakan terjadinya demontrasi yang ricuh karena tuntutan para demonstran tidak tersampaikan dengan baik.

“Pejabat tinggi, seperti gubernur, bupati atauwali kota memilih menghindari demonstran sehingga menjadi penyebab terjadinya kericuhan,” katanya.

Akibatnya, tidak ada penyaluran bagi para pengunjuk rasa untuk menyampaikan tuntutan, sehingga mencari sesuatu agar direspon pejabat tinggi dengan membuat kerusuhan.

“Hadirnya para pejabat tinggi di tengah massa yang menerima tuntutan akan mendinginkan suasana. Saya kira langkah Pak Ganjar bisa menjadi teladan untuk proses demokrasi ke depan,” ujar Triyono.