Home Politik BEM Tolak Dialog, Menristek : Di Luar Namanya Pidato Publik

BEM Tolak Dialog, Menristek : Di Luar Namanya Pidato Publik

Semarang, Gatra.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir menanggapi aksi aliansi BEM se Indonesia yang menolak berdialog dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
 
Menurut Menristekdikti, pernyataan aliansi BEM yang menganggap dialog di Istana Negara merupakan diskusi tertutup tidak mencerminkan keterbukaan dan keseriusan haruslah ditangkap sebagai keterbukaan pemerintah dalam menampung aspirasi mahasiswa.
 
"Sebenarnya saya belum tahu akan ada dialog dengan presiden, tapi informasinya ada penolakan, harusnya ditanggapi itu adalah ruang dialog aspiratif," kata Menristekdikti, usai Kuliah Umum di Universitas Negeri Semarang, Jumat (27/9).
 
Ruang dialog dan diskusi menurutnya akan mampu mengurangi aksi demontrasi jalanan dan aspirasi akan lebih fokus serta terarah. Tidak ditempat terbuka sesuai permintaan aliansi BEM. "Kalau mintanya di ruang terbuka ya itu namanya bukan dialog, tapi itu pidato publik," ucapnya.
 
Karena itu, dia berharap kepada para mahasiswa mupun BEM, untuk tidak menolak berdialog di Istana Negara dengan presiden terkait penolakan beberapa RUU yang dinilai bermasalah.
 
"Biar fokus dan terarah, kalau memang ingin membahas RUU yang dipersoalkan mari kita bicarakan, apakah RUU yang menyangkut KUHP, RUU Agraria, masalah minerba atau RUU yang dipersoalkan lainnya," katanya.
 
Ruang dialog bagi mahasiswa, Menristekdikti mengaku sudah berkomunikasi dengan semua rektor baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta di wilayah masing-masing.
 
"Bisa dipusatkan di satu kota satu tempat, tapi mohon dukungan para rektor yang ada di perguruan tinggi di wilayah tersebut, sehingga tidak terjadi demo, harapan saya ini bisa diterapkan. Kalau ruang dialog dilakukan saya rasa akan mengurangi demo," katanya.
535