Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir hari ini mengundang para rektor dan kepala lembaga pendidikan tinggi se-Indonesia. Hal ini guna merespons gerakan unjuk raasa yang dilakukan oleh para mahaiswa dalam kurun waktu seminggu terakhir.

Sebelumnya, Menristekdikti sendiri memberi ultimatum kepada para rektor yang kedapatan mengerahkan mahasiswa untuk aksi, maka akan diberikan sanksi. Namun, ketika dikonfirmasi dalam pertemuan ini, Nasir mengatakan bahwa tidak ada rektor yang mengerahkan mahasiswa untuk aksi.

"Saya tanya di sini adakah rektor yang mengerahkan mahasiswa untuk aksi, ternyata tidak ada. Kalau tidak ada kan berarti tidak kita kenakan sanksi. Saya hanya mengimbau, jangan mengerahkan massa untuk melakukan anarkis, melakukan demo. Mahasiswa demo, hak mahasiswa, ya silahkan. Tapi jangan dikerahkan," kata Nasir saat ditemui di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (30/9).

Nasir mengatakan bahwa ada baiknya untuk rektor agar bisa mengajak diskusi dan dialog para bersama mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan adanya diskusi dan dialog maka dampak positifnya juga akan hadir dalam kampus agar para mahasiswa tambah produktif.

Selain itu, ketika ditanyai tanggapan atas aksi yang rencananya akan digelar oleh mahasiswa di beberapa titik hari ini, Nasir mengharapkan bahwa mahasiswa untuk tidak mengadakan demonstrasi.

"Yang didemokan apa? Tuntutan mereka sudah ditunda pada RUU itu. RUU tidak dibahas oleh anggota DPR. Harusnya tidak ada lagi," pungkas Nasir.