_thumb.jpg "Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida")
_thumb.jpg "Bagaimana Musisi Bersikap terhadap Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel?")
_thumb.jpg "Koalisi Musisi Gelar Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS, Tunjukkan Solidaritas untuk Gaza")
Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan, saat ini Kemendikbud sedang mengkaji pengadaan mata pelajaran pendidikan Moral dan Pancasila (PMP). Hal ini diucapkan Mendikbud setelah mengikuti Upacara Hari kesaktian pancasila di Monumen Kesaktian Pancasila, Senin (1/9).
"Kami sedang evaluasi kemungkinan akan ada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP). Jadi, nanti mata pelajaran PMP sendiri dan tidak menjadi satu dengan Kewarganegaraan," ujar Muhadjir saat ditemui di Lubang Buaya, Jakarta, Senin (1/9).
Muhadjir mengatakan, wacana ini sudah dibahas sejal lama, ketika materi PMP ada di dalam mata pelajaran PPKn. Menurutnya, Pancasila lebih berat daripada aspek pengetahuannya, padahal PMP bertujuan menanamkan nilai moral dan pancasila.
Berdasarkan kajian yang sudah berjalan, Mendikbud berencana menata ulang pemisahan mata pelajaran tersebut menjadi pembahasan tersendiri antara PMP dan PPKn.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa terlaksana. Ini hanya bagaimana supaya tidak menambah beban kepada para siswa. Itu yang akan kita cari solusinya. Di samping, kita juga menyelenggarakan program penguatan pendidikan karakter," ucap Mantan Rektor UMM tersebut.
Usulan itu disampaikan bertepatan momen Hari Kesaktian Pancasila, saat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla memimpin upacara. Selain itu, hadir pula pimpinan lembaga negara dan menteri Kabinet Kerja.
