Jakarta, Gatra.com - Nurainingsih (56) masih menunjukkan kesedihannya setelah keluar dari Gedung Sabhara Polda Metro Jaya. Ia datang kesana untuk menjemput putranya, Nur Hidayat (23) yang sedang diamankan oleh pihak berwajib.
Dengan raut muka cemas, Nurainingsih menuju Polda untuk menjemput anak bungsunya. "Amburadul lah [perasaannya]. Namanya anak gimana, deg-degan, panik. Apalagi dia sudah enggak ada bapak," ujar Nunung sambil menangis saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (1/10).
Nunung tidak mengetahui anaknya mengikuti aksi di depan gedung DPR/MPR. Namun, ia sudah merasa khawatir karena Hidayat tidak pulang ke rumah.
"Saya enggak tau. Waktu itu lagi tidur, ditelpon sama temannya. Kalau main, biasanya pulang malam, tetapi enggak pernah kemana-mana. Namun kok tadi malam ini anak enggak pulang. Tadi pagi waktu dibilangin, makanya saya lemes banget dah. Anak saya enggak pernah kayak gitu," ujar Nunung.
Putranya yang merupakan mahasiswa Universitas Pamulang ini diamankan oleh kepolisian karena diduga mengikuti aksi kerusuhan. Kepada wartawan, ia diamankan di depan Polda Metro Jaya.
"Lagi jalan di depan sini persis [sambil menunjuk depan Polda], depan sini lagi jalan tau-tau diamanin aja," ujar Hidayat saat ditemui di Polda Metro Jaya.
Hidayat berada di Polda karena Ia mundur saat massa mulai rusuh. Setelah itu, ia berniat untuk pulang. "Jadi pas chaos, gue udah mundur jauh banget dari kerumunan," ujarnya.
Ia kemudian berjalan untuk melewati Polda juga lantaran sepeda motornya berada parkiran Senayan City. Polisi kemudian menciduknya saat maghrib.
"Saya kan mau muter ke arah Sency (Senayan City) karena saya menaruh motor di Sency, tahu-tahu sampai sini saya diringkus aja," kata Hidayat.
Lebih jauh, Hidayat juga mengatakan, ia sebenarnya tidak terlibat dalam kerusuhan. Namun dia hadir saat mahasiswa sedang berunjuk rasa di depan DPR/MPR.
"Kalau lempar-lemparannya enggak ikut tapi orasinya saya ikut," imbuhnya
Setelah dijembut oleh Ibunya, Hidayat sudah dipersilahkan untuk pulang oleh pihak kepolisian.
