Home Internasional AS Berencana Mengumpulkan DNA Imigran Gelap

AS Berencana Mengumpulkan DNA Imigran Gelap

Washington D.C., Gatra.com - Pemerintah Amerika Serikat berencana mengumpulkan DNA semua imigran yang ditahan setelah memasuki negara itu secara ilegal. Nantinya, DNA orang-orang tersebut dijadikan data base untuk kepentingan negara.

Rencana itu disampaikan Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS). Saat ini DHS sedang mengembangkan rencana untuk mengambil sampel DNA dari masing-masing imigran tidak berdokumen. 

Dilansir AFP, seorang pejabat DHS yang enggan disebutkan namanya menuturkan, kebijakan baru itu sebagai upaya AS dalam mengontrol imigran. Data DNA juga dapat digunakan untuk kepentingan penyelidikan, jika suatu saat terjadi tindak kriminal.

Baca Juga: AS Kenalkan Proses Deportasi Baru, Pangkas Jalur Imigrasi

"Data disimpan di CODIS DNA FBI. Data itu dapat digunakan oleh orang lain dalam penegakan hukum. Data DNA meningkatkan kemampuan mengidentifikasi seseorang yang secara ilegal memasuki AS. Ini juga membantu organisasi lain," jelasnya.

DHS menyebutkan, pengambilan sampel DNA itu sesuai aturan yang dikeluarkan Departemen Kehakiman pada 2006 dan 2010. Aturan tersebut berisi tentang "penanganan orang yang ditangkap dan terpidana". Meski begitu, DHS tidak dapat memastikan kapan mulai memgambil sampel DNA para imigran. 

Rencana DHS mengumpulkan dan menyimpan DNA imgran tampaknya menuai kritik. Sejumlah organisasi HAM mengecam tindakan itu. Mengambil DNA secara paksa dinilai melanggar hak kebebasan sipil.

Baca Juga: Otoritas Gereja di AS Bantu Imigran yang Terancam Deportasi

Pengacara dari American Civil Liberties Union, Vera Eidelman menjelaskan, dalih untuk pengumpulan DNA tidak dapat dibenarkan. Terlebih, jika data DNA tersebut justru digunakan untuk pengawasan populasi.

"Pengumpulan DNA secara paksa meningkatkan privasi serius dan kekhawatiran kebebasan sipil dan kurangnya pembenaran. Terutama ketika DHS sudah menggunakan metode identifikasi seperti sidik jari. Ini bertentangan dengan gagasan dasar kami tentang kebebasan dan otonomi," kata Eidelman.

Diketahui, awal tahun ini Patroli Perbatasan AS mulai melakukan tes "DNA cepat" pada imigran yang melintasi perbatasan. Namun hal itu sebatas untuk mengidentifikasi hubungan darah antar imigran. Tujuannya, agar tidak ada klaim atau penipuan yang mengatasnamakan keluarga.

114