Home Milenial Naik ke Atap, Ibu ini Berjibaku Pertahankan Lapaknya

Naik ke Atap, Ibu ini Berjibaku Pertahankan Lapaknya

Sibolga,Gatra.com - Seorang Ibu pedagang makanan dan minuman yang berjualan di pinggiran tembok Pelabuhan Pelindo Sibolga di Jalan Horas, Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) nekat naik ke atas atap tempat dagangannya untuk mempertahankan lapak tersebut. Bahkan sekalipun disemprot menggunakan alat pemadam kebakaran ibu tersebut tetap bertahan. 
 
Peristiwa itu terjadi saat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sibolga menertibkan pedagang liar di kawasan pelabuhan. Aksi nekat ibut tersebut menjadi tontonan sejumlah warga. Pasalnya ibu mengabaikan resiko demi mempertahan tempatnya mencari nafka. Sementara para pedagang lainnya juga melawan petugas yang ingin membersihkan kawasan tersebut.
 
Mereka menghalau petugas Satpol PP yang membongkar lapak dagangannya. Bahkan antara petugas dan pedagang nyaris ricuh dan bentrok. Terlebih setelah salah seorang pedagang mengaku terkena pukulan petugas. Sehingga membuat para pedagang lainnya mengamuk dan mengejar para petugas Satpol PP. Bahkan dari pedagang ada yang sudah mempersiapkan air cabe rawit dalam kemasan botol plastik. 
 
Pihak kepolisian yang berada di lokasi kejadian langsung turun mengendalikan siatuasi yang sudah memanas tersebut.  Trihati Nur Harefa, salah seorang dari pedagang mengaku bahwa dirinya sudah siap mati mempertahankan haknya atas lapak tersebut. 
 
"Merelakan dibongkar, sama saja dengan membunuh anaknya secara perlahan. Dari sini kami makan dan menyekolahkan anak kami. Saya siap mati sekarang juga, daripada kios saya dibongkar," ucap Trihati.
 
Kepala Badan Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sibolga, Singkat Sijabat, mengatakan pembongkaran dilakukan karena keberadaan lapak para pedagang telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) No 4 Tahun 1995, tentang larangan penggunaan fasilitas trotoar dan badan jalan sebagai tempat dagang. "Perdanya ada dan mereka menghuni secara ilegal," tuturnya. 
 
Singkat juga menambahkan bahwa lokasi tersebut rawan terjadi tindakan kriminal. Karena para pemilik warung menjual minuman beralkohol.
200