
Palembang, Gatra.com – Beberapa lokasi di kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan (Sumsel) kerap menjadi buruan warga sekitar beberapa tahun terakhir. Mereka mencari barang-barang terutama berbahan emas (logam mulia) peninggalan yang diprediksi berusia kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya. Beberapa diantaranya mengaku, jika kualitas emas kuno lebih tinggi atau memiliki kilauan yang lebih bagus dibandingkan kualitas logam mulia (emas) saat ini.
Hal ini diutarakan salah seorang pelaku pencari barang kuno di Kecamatan Cengal, Seringguk Umang. Dikatakannya, temuan emas-emas peninggalan terdahulu sangat mudah ditemukan. Kebanyakan sudah dalam bentuk serbuk emas namun juga masih ada yang utuh. Peninggalan yang masih berbentuk utuh seperti cincin, anting, sedangkan sudah dalam bentuk potongan-potongan (serbuk) diantaranya barang-barang kerajaan atau berupa benda lainnya.
“Bagi yang sudah biasa mendapatkannya, akan mengetahui jika kilauan emas dari jaman Sriwijaya itu lebih bagus. Warganya lebih kuning dan menyala, lebih menarik perhatian mata ketimbang emas 24 karat saat ini,” terang ia.
Dengan perbandingan itu, Seringguk yang akrab dipanggil Ringgo memastikan jika kualitas emas temuan di atas 24 karat dengan harga jual lebih tinggi. ”Alasan ini yang membuat masyarakat terus mencari barang-barang peninggalan kuno tersebut,”sambungnya.
Baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/448952/ekonomi/banyak-temuan-peninggalan-sriwijaya-di-konsesi-perusahaan
Dengan mengandalkan peralatan seadanya, mulai dari kapal kecil (sampan), termasuk metode memuai yang sederhana, penemuan barang-barang kuno berbahan emas sangat mudah dilakukan. Para pencari, biasanya berdiri di saluran kanal-kanal yang sudah dibuat oleh perusahaan pemilik lahan konsesi sebagai irigasi (air) kebun lalu menuai air dengan menggunakan tempat penampungan plastik dan mulai mencacah tanah, antara bebatuan atau temuan barang kuno.
Kedalaman pencarian juga tidak terlalu jauh, kata Ringgo, pada kedalaman 1 meter ke bawah tanah, penemuan barang-barang kuno berbahan emas tersebut sudah bisa ditemukan. “Tidak sulit tapi mata harus telaten. Karena berbahan emas yang berkualitas tinggi, maka akan sangat bisa membedakan saat melihatnya,”ucap Ringgo yang sudah empat tahun terakhir aktif mencari barang-barang kuno di beberapa lokasi di Kabupaten OKI.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/449136/ekonomi/penyelematan-temuan-kuno-sriwijaya-hadapi-dilema
Dia mengatakan penentuan harga jual dari temuan-temuan barang berbahan emas tersebut beragam. Biasanya harga diperoleh dari kesepakatan pembeli dan penjual, mengingat kualitas emas peninggalan Sriwijaya berstandar lebih tinggi. “Ada yang menghubungkan antara penjual dan calon pembeli, jika harga cocok maka barang temuan dilepas. Tentu, harga jual lebih tinggi, bisa jutaan atau puluhan juta, tergantung juga seberapa banyak dan barang-barang apa yang dijualbelikan. Belum ada standar pastinya untuk jual beli emas kuno ini, tapi harganya di atas logam mulia saat ini,” terang dia.
Pencarian barang-barang kuno ini telah menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat yang sengaja datang ke lokasi. Para pencari barang kuno biasanya datang secara sendiri-sendiri atau berkelompok. “Mereka sudah membangun tenda-tenda seadanya untuk beristirahat, atau bermalam jika ingin bermalam di lokasi atau tidak sengaja bermalam,”ucapnya.
Makin ramainya masyarakat mencari barang kuno peninggalan Sriwijaya ini disebabkan karena akses transportasi yang semakin terbuka ke arah pesisir timur OKI setelah kebarakan 2015, lalu. Selain menemukan beragam peninggalan berbahan emas, pencari barang kuno juga menemukan peninggalan lainnya, seperti kendi, guci atau pecahan-pecahan badan kapal berbahan kayu berkualitas tinggi baik, berukuran besar dan kecil.